Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Selama 2021, Pendidikan Indonesia Dianggap Dapat Nilai B

Jakarta, Demokratis

Pada 2021, sejumlah kebijakan pendidikan telah dibuat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pengamat Pendidikan Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto pun memberikan evaluasi atas pelaksanaan pendidikan di Tanah Air selama 2021.

Salah satu hal yang patut disyukuri, kata dia, adalah bertahannya pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Ia menyatakan secara keseluruhan jalannya pendidikan Indonesia di tengah pandemi layak diberi nilai B atau Baik.

“Dari sisi penyelenggaraan dari Kemendikbudristek dan daerah itu berjalan dengan baik dan terkendali. Kita harus bandingkan dengan negara lain. Mungkin B lah, bagus dan tidak jelek,” kata Totok, Jumat (31/12/2021).

Meskipun terhalang pandemi, kegiatan belajar mengajar di Indonesia masih berada dalam garis yang positif. Berbagai kebijakan telah dibuat agar kehilangan kesempatan belajar tidak makin lebar.

“Yang positif bahwa kita survive di masa pandemi, masih ada sekolah dan pendidikan berjalan. Dengan segala kekurangan kita masih terus melakukan proses pembelajaran,” tutur dia.

Hal hebat lain dalam dunia pendidikan adalah minimnya kasus klaster Covid-19 di sekolah. Menurutnya, ini terjadi karena pengelolaan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang telah berjalan belangsung dengan baik.

“Kemudian tidak ada kejadian yang luar biasa dalam hal klaster sekolah, artinya anak-anak kita aman secara kesehatan. Itu dua hal positif bahwa kita survive di masa pandemi, sekolah masih berdiri tegak,” jelasnya.

Sementara hal yang menjadi nilai minus terkait dengan masih kurangnya perhatian kepada wilayah-wilayah yang termarjinalkan. Mereka merupakan kelompok yang mengalami kerugian paling besar akibat pandemi.

“Berdasarkan studi merugikan kelompok marjinal, itu bukan fenomena Indonesia saja, tapi dunia, ini berat karena PJJ belajar daring, jangkauan mereka tidak dapat listrik dan sinyal, mereka menjadi korban dan berdampak besar bagi anak-anak di daerah marjinal itu,” tutup Totok. (Red/Dem)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles