Karawang, Demokratis
Bangunan gedung sekolah ruang belajar kelas 2 di SDN Bayur Kidul 1 ambruk di saat simulasi PTM terbatas mulai diadakan. Pasalnya, enam bulan yang lalu pihak sekolah melalui Korwilcambidik Cilamaya Kulon sudah mengajukan proposal ke Disdikpora.
Akibat ambruknya bangunan sekolah tersebut, menyebabkan salah satu rumah milik Casdam yang berdekatan mengalami kerusakan di bagian atap.
Menurut keterangan pemilik rumah bahwa kejadian ambruknya bangunan sekolah itu terjadi pada hari Sabtu malam pukul 18.30 Wib. Saat kejadian terjadi tidak ada warga yang berada di lokasi ambruknya bangunan sekolah tersebut.
“Alhamdulillah tidak ada warga yang menjadi korban, karena sudah jaga-jaga sebelumnya. Berawal dari genteng yang jatuh dari atap bangunan sekolah, akhirnya saya bersama warga berinisiatif untuk menutup akses jalan memakai bambu yang disediakan dari sekolah di sebelah selatan, utara dan arah depan,” jelasnya.
“Tak lama berselang sekitar 20 menit setelah ditutupnya akses jalan, ambruklah bangunan sekolah tersebut,” sambungnya.
Sementara pihak sekolah menyesalkan kejadian tersebut dan merasa bertanggungjawab akibat ambruknya bangunan sekolah yang menimpa bagian atas rumah Casdam. Akhirnya pihak sekolah memberikan sejumlah uang sebagai bentuk ganti rugi yang telah ditimbulkan dari ambruknya bangunan sekolah tersebut yang diperkirakan sekitar 1 juta rupiah.
Kabid Pendidikan SD Disdikpora Hj Yani Heryani mengungkapkan bahwa dirinya sudah ke Bappeda untuk mencari CSR andai ada anggaran yang bisa dikucurkan dalam waktu dekat ini, mengingat ini sangat emergency.
Akhirnya Bappeda meminta untuk mengecek lokasi demi bisa memperkirakan berapa ruangan yang memang harus dibenahi, karena memang tidak bisa hanya memperbaiki ruangan yang ambruknya saja.
“Jadi kita lihat CSR mana yang anggarannya untuk tahun ini. Kalau tahun depan jelas kita anggarkan untuk sekolah ini, baik itu ke APBD duluan atau ke PUPR,” terangnya.
Dari tahun 2021 jumlah ruang kelas yang rusak ada 1.200, yang diawal rusak ringan dan selama dua tahun tidak digunakan akhirnya rusak berat. Itu sudah dilaksanakan oleh PUPR di tahun 2021 ini, dan sisanya ada hampir 900 ruang kelas.
Pemetaan di tahun 2022 tidak mungkin bisa dilaksanakan perbaikan semua, jadi dipetakan untuk dibagi menjadi tiga tahun.
“Saya sudah punya data, nih, dari teman-teman korwil sebagai skala prioritas untuk bisa kita laporkan, segera itu akan dilaksanakan. Mungkin prioritas Karawang itu rehab dan beasiswa,” sambung Kabid Pendidikan SD Disdikpora.
Kepala Sekolah SDN Bayur Kidul 1 menjelaskan bahwa terkait ambruknya bangunan sekolah terjadi pada hari Sabtu, 9 Oktober 2021 pukul 18.30 dan warga langsung melapor kepadanya, setelah dipantau hanya satu ruangan yang ambruk yaitu ruang kelas 2.
“Dampaknya ke bangunan ruang kelas di sebelahnya, ada yang retak-retak dan atapnya bolong, khawatir akan ambruk juga,” cemasnya.
Berdasarkan informasi dari Kepala sekolah SDN Bayur Kidul 1 Akhmad Holili bahwa bangunan ruang kelas 2 yang ambruk tersebut dibangun pada tahun 2010, sedangkan bangunan ruang kelas 3 di sebelahnya dibangun pada tahun 2006.
Akhmad melanjutkan bahwa dirinya sudah mengajukan proposal sejak enam bulan lalu melalui Korwilcambidik Kecamatan Cilamaya Kulon, akan tetapi belum juga diperbaiki dengan alasan tidak ada anggaran karena masih pandemi Covid-19, hingga terjadinya atap dan bangunan sekolah ambruk.
“Untungnya tidak ada korban jiwa sewaktu kejadian, hanya menimpa atap rumah warga (Casdam) di sebelahnya, adapun kerugian yang dialami diperkirakan sekitar 1 juta rupiah dan sudah diganti rugi oleh pihak sekolah,” terang Akhmad.
Korwilcambidik Cilamaya Kulon Hj Popon Epon tak banyak bicara dan hanya membenarkan apa yang disampaikan Kepala Sekolah SDN Bayur Kidul 1 Akhmad Holili. (Jajang S)