Jakarta, Demokratis
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih akan menambah anggaran lagi sebesar Rp15 miliar pada 2024, untuk meneruskan pembangunan Terminal Leuwipanjang di Kota Bandung, Jawa Barat.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno mengatakan dana tersebut digelontorkan untuk membangun lantai tiga terminal tipe A tersebut, yang diproyeksikan menjadi pusat perekonomian.
“Ini kan konsepnya tiga lantai sebenarnya. Jadi kami akan membangun lantai atas, mungkin nanti akan kami bangun untuk ekonomi, mungkin kopi di Rooftop karena kami lihat juga pemandangannya cukup bagus gunung bisa juga kelihatan banget dan bagus ini konsepnya, kami siapkan Rp15 miliar untuk yang atas,” kata Hendro di Bandung, Sabtu (3/2/2024).
Pada Sabtu kemarin, Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Leuwipanjang Bandung dan Terminal Banjar Cirebon. Terminal Leuwipanjang selesai direvitalisasi dengan biaya sekitar Rp80 miliar hingga 2024 dan mulai beroperasi tahun 2022 lalu meski belum sempurna.
Sementara Terminal Banjar telah rampung direvitalisasi sejak April 2023 dan telah dioperasikan untuk melayani penumpang musim mudik Idul Fitri tahun lalu.
Pembangunan lanjutan Terminal Leuwipanjang ini, katanya, demi membangun pelayanan dan kenyamanan guna mendorong masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi beralih ke transportasi publik.
“Salah satu tempat naik transportasi publik adalah terminal, tentunya kenyamanan, keamanannya, kemudahan dan fasilitas yang ada di terminal yang perlu kami bangun, kami siapkan,” ujarnya lagi.
Pembangunan tersebut, kata Hendro, memang terus dikebut Kemenhub dengan konsep mixed use. Artinya untuk menjadikan terminal selain sebagai tempat naik turun penumpang, tapi juga untuk pertumbuhan ekonomi hingga budaya, dengan berbagai fasilitas pendukungnya.
“Jadi fasilitasnya lengkap. Seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo, selama ini terminal punya kesan kurang baik, kumuh, tidak tertib, banyak preman, calo dan sebagainya. Sekarang kita ubah itu,” ucapnya.
Hendro mengatakan untuk 2023, Kemenhub telah melaksanakan revitalisasi 32 terminal, di antaranya di Jawa Barat adalah di Cirebon, Banjar, dan Leuwipanjang. Sementara pada 2024, Kemenhub akan melakukan revitalisasi terminal di lima provinsi dengan status terminal yang menjadi kewenangan Kemenhub.
“Saya lupa angkanya, yang jelas tahun ini ada beberapa terminal yang kami mau revitalisasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, juga ada hampir di lima provinsi, di terminal yang menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan pasti kami revitalisai,” ujarnya.
Setelah merevitalisasi terminal, Hendro mendorong Perusahaan Otobus (PO) untuk meningkatkan fasilitasnya seperti pemasangan kamera pemantau CCTV di titik strategis dalam bus, rutin melakukan uji KIR hingga memperbaharui sistem pertiketan untuk keamanan masyarakat, serta armada termasuk awak bus itu sendiri.
“Sistem tiket harus dibangun misalnya point to point sebagai salah satu upaya untuk bus tidak mengejar setoran atau mengejar kecepatan, dan masyarakat juga harus sadar agar naik turun bus di terminal atau tempat yang ditentukan,” ucapnya.
Pemerintah Kota Bandung pada 2019 telah menyerahkan Terminal Tipe A Leuwipanjang yang dibangun sejak 1996 dengan total luas lahan 30.768 meter persegi ini, kepada Kementerian Perhubungan.
Selanjutnya, Kemenhub melakukan revitalisasi terminal dengan total biaya senilai Rp80 miliar yang berasal dari APBN, yang terdiri dari Rp65 miliar pembangunan tahun 2020 sampai 2023 dan Rp15 miliar untuk pembangunan tahun 2024.
Terminal Leuwipanjang saat ini melayani 637 bus per hari dengan rata-rata penumpang 5.260 orang per hari. (IS)