Jakarta, Demokratis
“Terus masih berulang-ulangnya kejadian kontak tembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB), yang menyerang Satgas TNI di Papua, harus segera diakhiri. Pansus Papua sedang bekerja untuk menciptakan perdamaian di tanah Papua,” kata Filep Mawafma anggota DPD dari Papua di Jakarta (18/12/2019) lalu.
Kebencian, dendam, saling menyerang, saling menuding kesalahan, dikatakannya lagi, dengan menggunakan pendekatan bersenjata sudah telah banyak menimbulkan korban antar sesama anak bangsa sendiri.
Diperlukan langkah konstruktif dan kooperatif, imbuhnya, untuk menciptakan perdamaian di tanah Papua untuk masa datang. Sepanjang tak ada kejujuran maka damai hanya merupakan sebuah utopia.
“Apalagi sebagai bangsa yang berkeadaban yang memberikan ruang terbuka bagi perbedaan bahkan ideologi sekalipun. Seharusnya antar sesama anak bangsa sudah tidak saling mencedarai lagi,” ujarnya.
Nantinya, kelak, ujar Filep lagi, Pansus Papua akan mengawali dengan memulai membangun zona-zona damai dengan secara bertahap dengan melibatkan semua unsur di Papua termasuk yang dipandang sparatis.
Pada tanggal 17 Desember 2019 yang lalu, dua anggota TNI Lettu Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky meninggal akibat luka tembak oleh kelompok kriminal bersenjata di Papua.
Konflik ini justru terjadi pada saat suara anggota DPR tidak lagi didengar oleh kelompok kriminal bersenjata di Papua.
Anggota DPR dari Dapil Papua Willem Wandik sebelumnya pada penutupan masa sidang DPR dalam Sidang Paripurna DPR yang dipimpin oleh Puan Maharani, sebagai langkah preventif Willem sudah telah menyuarakan agar supaya TNI tidak melakukan operasi untuk menjaga suasana damai di Hari Natal.
Namun, akan tetapi hanya cuma dalam hitungan hari saja, faksi dari kelompok kriminal bersenjata di Papua kembali menembak mati 2 anggota TNI. Yang direspon kemudian oleh Jakarta dengan mengirim pasukan baru ke Papua untuk mengejar kelompok kriminal bersenjata yang makin brutal saat berhadapan dengan TNI.
Dalam pertemuan Ketua DPD La Nyalla Mattalitti dengan Ketua Senat Australia Scott Ryan yang berlangsung di Meksiko pada tanggal 8 November 2019 lalu, Australia kembali menyatakan dengan tegas menolak Papua Merdeka. Sebelumnya Inggris, Perancis dan Amerika Serikat menyatakan Papua adalah wilayah Indonesia.
“Integritas wilayah dan kedaulatan Indonesia di Papua sudah selesai dan tidak perlu dibahas lagi,” pinta Scott Ryan yang terdesak di Mexico City.
Diperoleh informasi hingga sampai sekarang Australia masih menempatkan pasukannya di Papua Nugini sejak diberi kemerdekaan, yang relatif damai dari kelompok sipil bersenjata dibandingkan dengan Propinsi Papua.
Di dalam pertemuan senator RI dan Australia, awalnya Ketua DPD La Nyalla mempertanyakan mengapa Australia masih dijadikan tempat untuk merongrong kedaulatan Indonesia hingga sampai lepasnya Timor Timur pada tahun 1999 dan munculnya aksi Papua sekarang.
“Bahwa sepak terjang segelintir orang di Australia tidak dapat menggambarkan sikap resmi pemerintah Australia,” ujar Scott sedikit diplomatis.
“Di bulan Januari mendatang, Australia akan mengundang Ketua DPD dan Ketua DPR RI pada pertemuan parlemen di Canbera di mana Australia akan jadi tuan rumahnya,” kata Scott Ketua Senat Ausi yang baru. (Erwin Kurai)