Jakarta, Demokratis
Penunjukan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Calon Kapolri pengganti Jendral Idham Azis menimbulkan pro kontra di ranah publik. Sejumlah kalangan menilai Listyo Sigit masih terlalu muda, bahkan tak sedikit yang menyuarakan ketidaksetujuannya lantaran Listyo Sigit bukan seorang muslim.
Soal usia muda alias junior, Poengky Indarti, Juru Bicara Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menegaskan bahwa lembaganya mempertimbangkan regenerasi saat mengajukan nama Listyo Sigit kepada Presiden Jokowi.
Poengky menuturkan pemilihan Kapolri dari angkatan tua maupun muda bukanlah permasalahan serius, Poengky menyatakan hal ini sudah dibuktikan dalam catatan sejarah Polri selama ini. Sepanjang sudah menyandang pangkat Komisaris Jenderal, tegas Poengky, maka sudah dianggap senior meski angkatan atau usianya lebih muda.
“Jadi hal ini sebenarnya bukan persoalan lagi. Kan dulu Pak Tito Karnavian juga waktu ditunjuk jadi Kapolri usianya masih 52 tahun. Terlebih lagi, saat ini Pak Kapolri dan Wakapolri secara terbuka sudah menegaskan dukungannya kepada Pak Sigit,” jelas Poengky kepada wartawan di Gedung DPR, Senin (18/1/2021).
Sementara terkait hal agama, penceramah kondang yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Gus Miftah menyatakan bahwa Polri bukanlah lembaga dakwah, sehingga bisa atau boleh dipimpin bukan hanya dari seorang penganut agama Islam.
Ia menyampaikan pernyataannya tersebut melalui akun Instagram @gusmiftah, pada 18 Januari 2021. “Ingat ini Polri itu lembaga negara yang ngurus Kamtibmas, bukan lembaga dakwah. Di Polri semua agama ada, itu artinya apa Kapolri tidak harus orang muslim,” ucap Gus Miftah.
“Siapapun dia, Profesional, punya kapasitas, punya kapabilitas layak jadi Kapolri,” imbuh Gus Miftah seraya menambahkan dirinya setuju dengan Presiden Jokowi yang menunjuk Komjen Listyo Sigit sebagai Calon Kapolri karena pengalaman yang dimiliki.
Saran Kompolnas
Sementara itu, Komisi Kepolisian Nasional telah memberi masukan kepada Komisi III DPR RI terkait agenda uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Kapolri Listyo Sigit yang dijadwalkan pada Rabu 20 Januari nanti.
Ketua Pelaksana Harian Kompolnas Benny Mamoto mengungkapkan, pihaknya telah melakukan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) terhadap calon kapolri. Dari analisis tersebut, Kompolnas memberikan sejumlah masukan mulai dari rekam jejak hingga prestasi yang dimiliki Listyo.
“Masukannya pertama masalah rekam jejak. Jadi karirnya dari awal sampai dengan terakhir Kabareskrim ada tidak catatan-catatan negatif,” kata Benny usai menghadiri rapat dengan Komisi III DPR Senin siang.
Selain itu, Kompolnas memberikan masukan terkait prestasi yang dimiliki Listyo Sigit. Semua masukan tersebut nantinya dijadikan pijakan Komisi III DPR melakukan fit and propers test.
“Kemudian menyangkut masalah prestasinya apa saja yang dimiliki atau yang pernah dicapai termasuk kelemahan-kelemahannya apa. Itu semua sudah kita sampaikan, itulah yang akan digunakan sebagai bahan saat fit and proper test nanti,” ucapnya.
Sebelumnya, Kompolnas mengajukan sejumlah nama untuk dipilih oleh Presiden Jokowi. Di antaranya Komjen Pol Gatot Edy Pramono (Wakapolri), Komjen Pol Boy Rafli Amar (Kepala BNPT), Komjen Pol Arief Sulistyanto (Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri), dan Komjen Pol Agus Andrianto (Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri). (Albert s/Red/Dem)