Kota Tasikmalaya, Demokratis
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tasikmalaya mengadakan Sosialisasi dalam Pengawasan Pemilu Partisipatif Perempuan bersama Sokhatara (Soekapoera Khatulistiwa Nusantara) yang merupakan Lembaga Pemberdaya Perempuan selaku FC Founder Life Coach Indonesia sebagai pembicara ahli. Kegiatan yang diadakan Bawaslu Kota Tasikmalaya ini mengambil Tema ‘Peranan Perempuan dalam Demokrasi, Mengawal dan Menjaga Kualitas Pemilu 2024’ di Fave Hotel Jln. RE. Martadinata No. 24 Kota Tasikmalaya, Selasa (6/9/2022).
Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya Ujang Jamaluddin S,Sy menuturkan, sosialisasi ini kaitannya dengan bagaimana dalam memasuki tahapan Pemilu untuk meningkatkan peran serta masyarakat.
“Hari ini adalah proses pendaftaran dan verifikasi Parpol masih banyak yang dicatut dalam Sipol oleh partai politik. Artinya, ketika tidak adanya laporan kepada KPU kepedulian masyarakat masih kurang,” ucap Ijang kepada awak media lepas acara.
Disebutkannya, minimal ada parameter partisipasi masyarakat dalam hal pengawasan. Peranan perempuan harus dimunculkan terkait proses pengawasan partisipasinya.
Sementara di tempat yang sama, Fiona Callaghan, M.Si dengan sebutan Juag Fiona Sukapura selaku Komisaris Utama PT. Soekapoera Khatulistiwa Nusantara (Sokhatara) sebagai pembicara ahli yang memiliki track record luar biasa pilihan Bawaslu dalam hal pemberdayaan perempuan di Nusantara menyampaikan, sosialisasi sekaligus penandatanganan nota kesepakatan (Memorandum of Understanding) antara Bawaslu Kota Tasikmalaya dengan PT. Sokhatara tentang pengawasan Pemilu ini diikuti lebih dari 100 peserta perempuan berbagai komunitas dan keorganisasian.
Diuraikannya, Pemilu serentak 2024 semakin dekat dan tahapannya sudah dimulai dari sekarang. Nantinya akan dihadapkan untuk memilih Presiden, DPR-RI, DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota dan Bupati/Walikota. Tentunya banyak kategori yang akan dipilih, memerlukan referensi yang kuat siapa yang akan dipilih selain diperlukan pengawasan yang ketat dalam proses demokrasi, di mana setidaknya perempuan Tasikmalaya harus terlibat dalam proses demokrasi dalam hal mengawasi Pemilu.
“Sebagai implementasi prinsip demokrasi berbasis kesetaraan dan keadilan gender, perempuan adalah rakyat yang akan terdampak dari regulasi dan kebijakan yang dibuat pemerintah,” lanjut dia.
Menurut Fiona, sangat penting untuk perempuan terlibat aktif mengawal proses dan hasil Pilkada agar terpilih pemimpin yang baik melalui proses yang menghargai kemurnian suara rakyat.
“Perempuan Tasikmalaya harus bangkit, berdaya dan berguna bagi lingkungannya. Kita harus terlibat secara langsung dalam proses demokrasi,” pungkasnya. (Eddinsyah)