Karawang, Demokratis
Jargon pertamina “PASTI PAS” rupanya sudah mulai diabaikan oleh pengusaha SPBU, seperti yang terjadi di SPBU Darussalam yang terletak di Desa Jomin Timur tepatnya sebelum pertigaan Hotel Mutiara diduga sudah melakukan kecurangan dalam pengisian bahan bakar minyak jenis Pertalite.
Kejadian ini bermula dari keluhan konsumen yang mengisi bahan bakar minyak jenis Pertalite pada Senin, 11 November 2019. Rahmat konsumen yang dirugikan pihak SPBU Darussalam Jomin Timur saat dikonfirmasi, Kamis (28/11) di wilayah Desa Cikopo membeberkan kepada Demokratis sekitar jam 16.00 Wib dirinya menggunakan sepeda motor mampir ke pom bensin dekat pertigaan Hotel Mutiara Jomin (SPBU Darussalam-red) berniat untuk mengisi bahan bakar motornya yang sudah mau habis.
“Saya minta diisi ke operator pom bensin tersebut Rp 20.000 sambil memberikan uangnya. Saat itu keadaan memang lagi antri sehingga konsentrasi saya buru-buru pergi supaya tidak mengganggu pengantri yang lain, baru beberapa meter amper bensin motor saya kok nggak naik-naik jarumnya, padahal baru diisi Rp 20.000 di SPBU itu. Setelah saya cek tangki bensin motor saya, saya kaget begitu dilihat tangki motor saya dalam keadaan semula padahal baru saja diisi Rp 20.000. Otomatis saya balik lagi dan menegur si operator yang tadi ngisi motor saya, setelah ditegur si operator bilang ‘isi lagi aja pak’ seakan tidak punya dosa terhadap konsumen. Dengan hati kesal saya minta lagi uang yang Rp 20.000 tadi. Saya tinggal pergi begitu saja saking kesalnya,” jelas Rahmat dengan nada geram kepada Demokratis.
Selajutnya Demokratis menyampaikan temuan kecurangan ini ke UPTD Meterologi Karawang. Mendapat laporan tersebut, Kepala UPTD Meterologi Karawang, Hadi Herdian langsung melakukan Sidak ke SPBU Darussalam.
Sementara itu, Rahman pihak pengawas SPBU Darussalam Jomin saat dikonfirmasi di kantornya membenarkan pertanggal 11 November 2019 ada laporan kejadian tersebut dari operator SPBU-nya tapi ketika ditunggu laporan dari konsumen itu tidak ada baru sekarang ini ada konfirmasi dari pihak media.
“Saya kira bukan unsur sengaja dari pihak operator maupun pihak SPBU Darussalam tapi ini akibat aturan Pertamina yang harus menggunakan sistem digital sehingga pengeluaran BBM bisa dimonitor langsung oleh Pertamina Pusat, tetapi sistem digital yang menggunakan jaringan Telkomsel agak lambat untuk menserver data dari mesin SPBU sehingga keyboard yang ada di mesin lambat untuk kembali ke nol,” jelas Rahman. “Sehingga saat Pak Rahmat mengisi BBM mungkin posisi layar indikator di layar mesin BBM belum menujukkan ke angka nol. Jadi BBM tidak keluar, jadi dengan program digital sekarang ini ada untung dan ruginya. Program ini baru berjalan kurang lebih satu bulan,” tambah Rahman kepada Demokratis.
Sementara pimpinan (manager, red) SPBU Darusallam ketika dikonfirmasi di tempat yang sama memaparkan sistem digital tidak berpengaruh terhadap keluarnya BBM dari mesin sistem digital hanya untuk menginput data keluarnya BBM dari SPBU ke Pertamina Pusat. “Jadi, tidak ada hubungan dengan keluarnya BBM dari pompa,” jelas manager SPBU Darussalam.
Menurutnya, insiden tersebut bisa jadi dari faktor SDM-nya atau dari mesin. “Atas insiden tersebut kami selaku pimpinan SPBU Darussalam minta maaf kepada konsumen,” pungkas pimpinan SPBU Darussalam kepada Demokratis.
Sementara Kepala UPTD Meterologi Kabupaten Karawang Hadi Herdian di tempat yang sama kebetulan ikut hadir di tempat itu mengatakan, “Tidak ada tembusan ke pihak Dinas Perdagangan Sub Meterologi tentang Peraturan Pertamina sekarang mengenai sistem digital. Kami belum tahu”. (Tim)