Sabtu, Juni 21, 2025

Suksesnya Diplomasi Haji Malaysia

Di antara faktor yang meyakinkan Pemerintah Arab Saudi memberi izin untuk menunaikan ibadah haji pada negara di dunia masa pandemi adalah faktor diplomasi. Dalam hal ini adalah kemampuan pejabat Malaysia untuk memberi pengertian, sikap persahabatan, dan kerjasama. Termasuk pendekatan ekstra dengan negara penjaga dua tanah suci itu.

Apalagi dalam masa pandemi dua tahun ini, Kerajaan Arab Saudi sangat hati-hati memberi izin jemaah negara mana saja diperbolehkan untuk berhaji. Negara yang diperbolehkan harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Kerajaan Saudi Arabia, seperti mulai vaksin yang digunakan, kelengkapan protokol kesehatan dan lain sebagainya.

Diplomasi Malaysia sukses meyakinkan Raja Salman untuk memberi izin jemaah haji Malaysia tahun ini. Hal itu menjadi berita besar Malaysia minggu ini dan tersebar di banyak media, baik media cetak maupun elekronik.

Pada intinya Malaysia diizinkan untuk memberangkatkan jemaah haji tahun 1442 hijriah. Walau jumlahnya hanya terbatas 263 orang, rakyat Malaysia menyambut dengan sukacita kabar yang sudah lama ditunggu, karena berkaitan dengan pandemi Covid-19.

Seperti disampaikan oleh Menteri Agama Malaysia Datuk Zulkifli Muhammad al Bakri di Putraya, Kamis, 14 Juli 2021. Mantan Mufti Persekutuan Semenanjung Tanah Melayu itu selain gembira hati juga menyatakan kebanggaannya terhadap Raja Salman (suara.com 14 Juli 2021).

Kata Datuk Zulkifli, ini indikasi bahwa selama ini jemaah haji Malaysia termasuk punya disiplin baik di antara jemaaah haji negara lain di dunia. Untuk tahun ini merupakan bagian dari total 60.000 orang jemaah haji yang diizinkan Kerajaan Arab Saudi. Tentu banyak negara yang tidak memperoleh izin termasuk Indonesia.

Hidayat Nur Wahid Wakil Ketua MPR RI kepada Menteri Agama RI juga meminta agar berusaha keras memperoleh izin berangkat haji tahun ini. “Untuk mendesak kepada pemerintah Arab Saudi,” ujarnya.

Pernyataan Hidayat Nur Wahid sudah tepat. Karena musim haji sudah dua kali tertunda. Alasannya, seperti hampir semua orang mengetahui bahwa tiada perbedaan kondisi jemaah haji Malaysia dan Indonesia. Tetapi kenapa Malaysia lolos mendapat izin Indonesia tidak. Ada hal apa?

Terdapat dugaan kuat Indonesia dengan Menteri Agamanya kalah gesit. Atau juga memang Indonesia tidak bersemangat mengurus Jemaah hajinya untuk berangkat ke tanah suci. Haji tak lebih penting ketimbang mengurus PPKM Darurat di tengah pandemi Covid-19 maupun pembangunan infrastruktur.

Dalam hal ini Menteri Agama yang dapat menjawabnya. Namun bercermin dengan negara tetangga Malaysia apa yang kurang pada Indonesia? Rakyat hanya bisa pasrah.

Akhirnya penulis sebagai orang Indonesia yang muslim walau sudah pernah berhaji tak bisa menutupi bagaimana keinginan kuat dan tekad untuk memenuhi panggilan haji. Apalagi negara lain jemaah hajinya bisa berangkat. Wallahu a’lam bishawab.

Jakarta, 15 Juli 2021

*) Dr Masud HMN adalah Ketua Pusat Kajian Peradaban Melayu (PKPM) Jakarta. e-mail masud.riau@gmail.com

Related Articles

Latest Articles