Jakarta, Demokratis
Seleksi guru honor lewat pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) atau setara aparatur sipil negara (ASN) masih menyisakan guru honor tanpa status yang selama ini sudah mengajar pelajaran agama puluhan tahun di sejumlah lembaga pendidikan.
Wakil Ketua Komisi II, Syamsurizal, mengaku menerima aspirasi sejumlah perwakilan guru agama agar mereka diberi kesempatan menjadi ASN, namun sayangnya saat ini Kementerian PAN RB hanya menerima ASN melalui tes seleksi.
“Tetapi jawaban Menteri PAN RB bahwa sekarang tidak lagi memberlakukan kuota otomatis bagi guru honorer jadi P3K atau ASN kecuali lewat sistem tes seleksi,” katanya usai rapat kerja dengan Menpan RB, BKN, KASN dan Ombusman di Jakarta, Kamis (7/3/2022).
Selain itu, nenurutnya, saat rapat kerja bersama Menpan RB terungkap jika untuk seleksi ASN dan P3K hasilnya telah selesai dengan menyisakan sekitar 400 ribu guru honorer gagal dalam seleksi P3K.
“Peluang satu-satunya sekarang hanya ada pada tes seleksi ASN setiap tahun yang diadakan oleh pemerintah,” jelasnya.
Oleh karena itu, Syamsurizal sangat khawatir Provinsi Riau akan mengalami kekurangan guru agama sehingga akan berdampak terhadap moralitas generasi bangsa dan mengkhawatirkan maraknya perbuatan negatif di masyarakat.
“Kalau orang Riau sudah tidak belajar agama lantas mau dibawa kemana negara ini?” tandas Syam mantan Inspektorat Provinsi Riau.
Sementara berdasar pengadaan tes seleksi ASN, dikatakan, pada tahun 2021 Menteri Agama sudah mengajukan penambahan formasi ASN baru tapi saat ini belum juga dilakukan pelantikan. “Yang lulus sudah ada tapi formasinya belum diisi atau ASN-nya belum dilantik. Saya mempertanyakan keterlambatan Menteri Agama dalam hal ini,” ujarnya dengan nada sedikit kecewa.
“Hingga sampai sekarang ini belum ada data resmi alokasi ASN baru dari Departemen Agama untuk Provinsi Riau karena belum diajukan oleh Menteri Agama ke Badan Kepegawaian Negara,” jelas Syamsurizal anggota DPR RI dari Fraksi PPP. (Erwin Kurai Bogori)