Lionel Messi dinobatkan sebagai Pemain Pria Terbaik FIFA pada Selasa, 28 Februari, dini hari WIB.
Bintang Paris Saint-Germain dan timnas Argentina itu memenangi penghargaan tersebut untuk kedua kalinya. Messi mengalahkan rekan setimnya Kylian Mbappe dan pemenang Ballon d’Or tahun lalu, Karim Benzema.
Penghargaan ini memang pantas diraih Messi. Tahun lalu terbilang sempurna untuk pemain berjuluk La Pulga tersebut.
Dengan rentang waktu antara 8 Agustus 2021 dan 18 Desember tahun lalu, dari awal musim lalu hingga akhir Piala Dunia, Messi meraih banyak prestasi yang begitu membanggakan.
Puncaknya adalah ketika pemain berusia 35 tahun itu mengakhiri penantian 36 tahun timnas Argentina untuk merasakan trofi Piala Dunia.
Menggunakan data Opta, Stats Perform menilai tahun lalu bisa disebut sebagai puncak dari seorang Messi. Berikut ulasannya yang dilansir dari Live Score:
Memulai dengan Lambat di Paris
Tidak semuanya cerah bagi Messi selama 18 bulan terakhir. Ketidakmampuan Barca untuk memperbarui kontraknya menyebabkan Messi harus hengkang dari Camp Nou ke Parc des Princes.
Di klub barunya ini, dia membentuk trio depan yang menggiurkan dengan Mbappe dan Neymar.
Namun butuh beberapa waktu baginya untuk menyesuaikan diri di Prancis. Messi menyelesaikan musim Ligue 1 2021-22 dengan catatan enam gol saja.
Itu merupakan penghitungan terendahnya dalam kampanye liga sejak memulai semuanya di Barcelona pada musim 2005-06.
Dia hanya mencetak satu gol dalam 12 pertandingan Ligue 1 pertamanya. Ia juga sedikit kurang beruntung, membentur tiang sebanyak 11 kali.
Namun, Messi akhirnya menyelesaikan dengan kontribusi 20 gol di kasta teratas Prancis. Messi lebih beruntung di Liga Champions, mencetak lima gol dalam tujuh penampilan.
Kembali ke Performa Terbaik
Masa suram musim sebelumnya dengan cepat dilupakan. Musim ini menjadi titik kebangkitan La Pulga.
Menjelang Piala Dunia, Messi telah berkontribusi langsung dalam terciptanya 25 gol (11 gol, 14 assist) dalam 18 penampilan untuk PSG di semua kompetisi. Tak satu pun gol Messi datang dari titik penalti.
Kehebatan itu kemudian menular ke timnas Argentina. Memimpin negaranya di ajang Piala Dunia 2022, Messi memberikan segalanya untuk menuntaskan penantian selama 36 tahun.
Dia ingin mengakhiri kritikan yang dilontarkan sebelumnya. Maklum, penampilan pemenang Ballon d’Or tujuh kali itu di panggung internasional kadang tak seirama dengan di klub.
Setelah memenangkan Copa America pada 2021, Messi mengakhiri semua kritikan itu di Qatar. Dia mengikuti jejak sang legenda, Diego Maradona yang memimpin Argentina juara Piala Dunia 1986.
Messi membawa Albiceleste menuju kejayaan di Piala Dunia.
Pemain berusia 35 tahun itu mencetak tujuh gol, termasuk dua di final, dan memberikan tiga assist untuk mengklaim penghargaan Golden Ball. Tentu saja bukan itu hadiah utama yang paling berarti baginya. (Rio)