Walau Yang Dipertuan Agung telah melantik Dato Seri Anwar Ibrahim menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-10, Malaysia masih menunggu siapa kabinet dan susunannya. Sebab masih terjadi perbedaan pandapat karena Pakatan Harapan tidak mayoritas hanya menang tipis.
Sama dengan Indonesia, Malaysia juga terjadi kesibukan pemiliahan umum yang diistilahkan dengan Pemilihan Raya Umum. Karenanya tokoh politik sibuk. Hanya berbeda dengan Indonesia kegiatan hari pelaksanaan pemilihan umum masih lama. Yaitu tahun 2024 nanati.
Pada tanggal 19 November 202 yang lalu, Pilihan Raya Umum 15 (PRU 15) berlangsung di Malaysia. Ini merupakan pemilihan umum yang ke-l5 (Berita Harian, 3 November 2022).
Pelaksanaan PRU ini diikuti oleh partai yang mendukung pemerintah yaitu aliansi Barisan Nasional (BN) dan partai yang menenetang atau partai pembangkang berupa aliansi oposisi Pakatan Harapan (PH).
Semua partai yang bertarung mengumpulkan jumlah suara pengundi ini dikuasi oleh BN dan menjadi lawannya ialah PH yang dalam mayoritas tipis. Perimbanganya adalah 112 dari PH atau 50 persen plus dengan 80 kursi lawan 220 kursi total dari BN.
Sehingga yang menjadi Perdana Menteri selama dua tahun adalah Mahathir Mohamad yang memimpin Kerajaan. Karena yang mayoritas adalah PH, minoritas yaitu Barisan Nasional sementara. Pemerintahan PM Mahathir Mohamad berlangsung setengah periode sampai dengan 20 Desember 2018.
Kemudian ada yang menarik diri dara PH antara lain adalah partai Mahathir Mohamad dari partai Pribumi Bersatu dalam kubu PH, maka PH kembali menjadi minoritas. Maka jatuhlah pemerintah semula pada Mahhyudi dan selanjutnya Ismail Yacob sampai sekarang.
Ismail Jacob Sabri dari BN mengatakan bahwa tidak ada yang baru dari kubu PH. Semua adalah yang lama diulang-ulang. “Yang lama diulang-ulang,” kata Ismail Yakub menyerang PH yang dalam PRU l5 kali ini menjadi lawan politiknya.
Sepanjang catatan penulis, memang PRU memasuki masa kampanye. Wajarlah saling bersaing terjadi yaitu melawan lawan politik agar pengundi dapat dipengaruhi.
Nampaknya karena PRU l5 makin dekat suasana politik kian panas. Kita belum tahu siapa tokoh yang ideal untuk dipilih pengundi menjadi pemimpin Kerajaan Malaysia masa depan. Tentu saja kalau tokoh itu memberi wawasan dan konsep masa depan.
Mari kita tunggu dalam beberapa saat ini akan kita ketahui siapa yang andal dan ideal. Tidak hanya soal kabinet pemerintahan Kerajaan. Dalam masa yang sulit ini wajar saja ada sesuatu yang baru. Agar dapat memberi wajah dan kekuatan Malaysia masa yang akan datang. Kita menunggu.
Jakarta, 4 Desenber 2022
*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta