Batang Natal, Demokratis
Permasalahan sungai Batang Natal maupun anak sungainya seperti sungai Sisoma, sungai Parlampungan dan sungai Kinondom di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, yang bertahun-tahun telah tercemar akibat ulah penjahat pengusaha tambang emas ilegal tersebut sepertinya hingga saat ini sudah seperti “lingkaran setan”.
Ada kesan aparat hukum dan pemerintah melakukan pembiaran yang mengakibatkan hujan tak hujan siang dan malam sungai menjadi berlumpur, kotor dan berwarna kecoklatan sehingga banyak ikan yang mati.
Tambang emas ilegal di daerah aliran sungai (DAS) Batang Natal semakin merajalela dan penegak hukum seperti pihak kepolisian pun terkesan tutup mata. Akibatnya kerusakan lingkungan tak dapat dihindari dan alur sungai Batang Natal pun sudah menyempit dan tidak beraturan.
Kalau pun dikatakan tambang emas ilegal untuk mencari sesuap nasi, itu hanya bagi segelintir masyarakat saja. Namun yang jelas pengusaha tambang emas ilegal kian hari tambah kaya raya seperti Nasir, Arjun, Edi Nasution dan lain–lain.
Siang dan malam sungai Batang Natal keruh akibat aktivitas pengusaha tambang yang mencemari sungai Batang Natal. Akibatnya ratusan bahkan ribuan masyarakat di tiga kecamatan pantai barat pun menjadi korban dampaknya karena tak bisa menggunakan air sungai untuk mandi dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Salamat Batubara mengatakan, aparat penegak hukum (APH) di daerah sudah tidak bisa lagi diharapkan untuk memberangus aktivitas tembang emas ilegal di wilayah ini. Sehingga sudah sepantas aparat penegak hukum tingkat pusat yang harus turun ke daerah.
“Kalau Kapolda tidak mempan lagi untuk menutup tambang emas ilegal di Batang Natal, seharusnya harus dari Mabes Polri di Jakarta,” tegas Batubara di Ampung Padang (10/8).
Pantauan wartawan selama dua minggu terakhir di Batang Natal, akhir Juli hingga Agustus 2020 ini, alur sungai Batang Natal dan anak sungai Batang Natal sekira 60-an lebih alat berat (beko) meluluhlantakkan DAS sungai Batang Natal demi untuk memperkaya pribadi toke Sere di Mandailing Natal tanpa memperdulikan kerusakan lingkungan atau ekosistem di lokasi DAS sungai Batang Natal. (M Lbs)