Aceh Tenggara, Demokratis
Pada awal 2020 seluruh dunia digemparkan dengan virus corona atau Covid-19 yang sekarang menjadi perbincangan di setiap saat, baik di meja makan, warkop, bahkan di stasiun telivisi, cetak baik online taupik utama hayalah wabah yang disebut menular dan ganas yaitu virus corona. Bahkan wabah tersebut sudah menjadi bencana internasional.
Tim Demokratis, memantau di seputaran wilayah provinsi baik wilayah kabupaten, wabah yang kini mendunia itu mengakibatkan terjadinya perubahan aktifitas warga, baik aktifitas kegiatan masyarakat bahkan pemerintahan.
Amatan tim Demokratis berdasarkan pantauan di Medsos dan televisi cara yang dipraktekan baik yang disebar untuk menghidari dan pencegahan wabah Covid-19 yang dilakukan semua warga, baik warga biasa, TNI/Polri dan PNS dll, yakni:
– Mehindari kerumunan/keramaian dimanapun berada.
– Disarankan oleh Pemerintah Pusat-Provinsi, baik Pemda untuk tidak keluar rumah, jika memang tidak mendesak.
– Bahkan disarankan untuk kegiatan ibadah, baik ibadah agama Islam, Katolik, Kristen dll untuk lebih mengutamakan terhidar dari keramaian, saran tersebut tersirat, tersurat sudah diketahui oleh masyarakat di penjuru Tanah Air.
Walaupun saran terhindar dari keramaian, antisivasi Covid-19 khusus di Provinsi Aceh, pantauan Demokratis di Provinsi Aceh, lewat Medsos dan televisi di Aceh Besar, untuk pelaksanaan ibadah solat jumat bagi yang menjalankan ibadah tersebut tidak mengurangi niat warga untuk berhadir.
Terkesan dan lebih cenderung bagi masyarakat Aceh Besar, Aceh Tenggara dam Aceh Tengah terkait wabah covid-19, tak mengurangi niat mereka untuk hadir ke mesjid, bahkan adanya kehadiran wabah tersebut lebih cenderung solat berjamaah diutamakan.
Dan di mesjid-mesjid lebih signifikan mesjid lebih padat dari pada sebelum datangnya tuan corona, bayak pihak yang kini was-was. Akan ganasnya Covid-19 tersebut yang sekarang ketahui oleh warga. Kegiatan keramaian dikhawatirkan menular dengan berantai.
Lainnya lagi kondisi terkini, masyarakat Aceh, melakukan iktiar. Tetap memohon perlinduangan yang utama ke Allah SWT.
Dan masyarakat Aceh juga menyakini pada kegiatan melawan wabah Covid-19 itu tak lupa turut antisipasi dalam iktiar, berbagai desa mengadakan tolak bala, menjadi jalan keyakinan oleh masyarakat tersebut.
Pantauan tim Demokratis khusus wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, terkait kebijakan yang dilakukan oleh kepala desa, di Agara pada beberapa kecamatan, untuk Kecamatan Badar dan Darul Hasanah (Agara) tim memantau dari 01-03-2020 hingga Selasa 07 April 2020 untuk kedua kecamatan yang sudah disebutkan di atas.
Untuk ke 2 kecamatan pada beberapa kepala desa yang mengambil kebijakan penanggulangan wabah Corona atau Covid-19 pro dan kontra pembagian sembakau dalam penanggulangan wabah Covid-19, karena warga berkali-kali dihimbau pemerintah diharapkan dan sangat disarankan agar terjaga dari wabah yang mematikan itu.
Untuk aktifitas yang tak mendesak lebih baik berdiam diri di rumah, disarankan juga untuk warga tetap menjaga kebersihan.
Di kedua kecamatan, beberapa kepala desa terhitung hampir keseluruhan desa di dua kecamatan ini sudah melakukan kebijakan lewat pembagian sembako, karena hal warga lebih baik berdiam diri di rumah penanggulangan bencana wabah tersebut, pada kegiatan pembagikan sembako ke masyarakat mereka masing-masing.
Namun hal tersebut beberapa kepala desa sudah merasa khawatir dikarenakan beredarnya rumor kebijakan yang diambil kades-kades, tak lain haya niat baik ke warga, konon lagi warga yang diam di rumah, tak keluar rumah karena wabah, Kades membuat kebijakan dengan membagikan sembako ke warga mereka. Tetapi beredar rumor hal kebijakan Kades-kades di kedua kecamatan tersebut kini menjadi buah bibir beredar isu kuat, kebijakan Kades- Agara, penangulangan wabah Covid-19 para beberapa Kades, lakukan pembagian sembako. Namun hal tersebut dilarang oleh sang Bupati Aceh Tenggara.
Kecamatan Badar, sebut saja desa A inisial Kades B kepada Demokratis mengatakan merasa bingung dan sedikit resah dikarenakan desa yang ia pimpin sudah membagikan sembako ke warga untuk gelombang pertama, beras Serang super 1 sak sedang, Indomie 1 kotak dan miyak goreng.
Kata Kades insial B, ketika dikonfirmasi Demokratis berdasarkan hasil musyawarah baik kesepakatan desa kami, untuk bembagian sembako ke warga rencana akan dilakukan tiga gelombang.
– Pertama sekarang
– Kedua bulan Ramdhan
– Ketiga bulan Idul fitri, kata kades insial B ke Demokratis.
Lanjut kades B yang tak mau dicatat jati dirinya ini, pembagian sembako kami berserta prangkat sudah merasa was-was terkait adanya himbaun bapak Bupati kita, pada apel dinas kades se Agara kemaren di lingkungan kantor bupati. Pak Bupati kita ada mengatakan hal, tidak membenarkan pembagian sembako ke warga karena penangulangan wabah Covid-19, yang kami lakukan ini tidak beliau restui, pada pidatonya tadi di pendopo,” ujar sang Kades inisial B.
Lanjutnya, bagaimana kami nanti pertangung jawabkan jika pembagian sembako tak bisa kami realisasikan pada atrimidtrasi laporan APBDes. Kami khawatir administrasi kami nanti tak disetujui kan tamat kami. Dana untuk pembagian sembako ini sudah kami taksir dan dihitung menelan dana mencapai hampir seratus juta,” sang kades inisial B pun tutup kata sembari meletakan tangannya di jidat.
Selang waktu sekira 2 menit Demokratis berpindah ke desa sebelah. Dan hasil konfirmasi tim, lain desa, lain lagi ceritanya. Dengan kades Natam Sayendri, berdasarkan di lokasi terlihat Kades yang satu ini memberikan jawaban yang berani tampil beda. Desa Natam pada kegiatan penangulangan wabah Covid-19, Kades Natam kegiatan dengan resmi ia langsanakan lengkap dengan spanduk, di lokasi desa di tengah-tengah masyarakat setempat.
Demokratis sempat mengabadikan gambar masyarakat Natam, ketika sembako diberikan langsung oleh kepala desa, dari rumah milik pribadi miliknya. Sembako ke warga tujuan penangulangan wabah corona.
Demokratis konfirmasi singkat dengan Kades Natam Kecamatan Badar (Agara) Sayendri’ terkait rumor berkembang larangan Bupati pada kegiatan Kades-kades yang tak diizinkan oleh sang Bupati Aceh Tenggara.
Sayendri menjawab sembari membagikan dan melayani warga dia yang belum mendapatkan sembako. Dimintai tanggapan ke kades Natam karna hal adanya himbauan Bupati Aceh Tenggara Drs Raidin Pinem Map melarang para Kades membagikan sembako ke warga, bahkan isu berkembang larangan sudah tersurat.
Kades Natam Mengatakan kek mana menghentikan pembagian sembako ini, bro, di Kecamatan Badar ini, sudah setengah pun melakukan pembagian sembako ke warga mereka, terkait larangan Bupati akan kebijakan kami ini ada, saya tau itu benar adanya.
Tapi surat edaran larangan bapak Bupati kita belum saya pegang, besok kami ada diundang ke Oprom Sekda Kabupaten Agara, undangan lewat WA grup kami tertanda Bapak Wakil Bupati kita nanti menjadi pengarah, undangan jelas terkait wabah Covid-19, ujar sang Kades.
Lanjutnya kembali, tetapi jujur saya pribadi, tidak bisa lagi menahan pembagian sembako ini, ke wargaku dilarang atau tidak nya, oleh pimpinan. Itu nanti itu bro urusanya yang penting saya selamatkan dulu masyarakat saya ini, timbang-timbang aku nanti yang dilibas mereka, Kades Natam Dengan Nada guyonan menutup kata.
Berselang waktu satu hari, Demokratis kembali memantau pada wilayah Kecamatan Darul Hasana Agara, pada beberapa masyarakat dimintai tanggapan, terkait adanya isu berkembang sembako ke warga oleh kades AD TA 2020. Di sebut orang nomor satu di bumi sepakat segeneb, Drs Raidin Pinem Map Bupati Aceh Tenggara, untuk kades se Agara untuk tidak membagikan sembako yang dianggarakan lewat ADD TA 2020 pada tahap pertama 40% ke warga, dengan alasan penangulangan wabah Covid-19.
Demokratis konfirmasi ke tiga desa, antara satu warga untuk masyarakat Aceh Tenggara, pada Kecamatan Darul Hasanah, di antara ke tiga desa itu ditanyai tim, tanggapan masyarakat atas rumor yang berkembang, larangan sang Bupati atas sembako Mamas Lama, Mamas Baru dan Mamas Indah.
Tiga desa yang ditayai Demokratis, langsung ke warga terkait larangan sang Bupati Agara itu, salah satu masyarakat Mamas, yang ditanyai Demokratis masyarakat yang dumintai tanggapan tak disebutkan jati dirinya, warga Mamas ini mengatakan ke tim, sebut saja inisial masyarakat itu NA, berkata Bapak Bupati kita mungkin belum mendengar di kecamatan ini, kemaren pas rapat untuk ke tiga Desa Mamas di kecamatan ini, ada ricuh ketika rapat, terkait polemik pembagian sembako bahkan pada rapat ke tiga desa itu terjadi pelemparan air Aqua gelas ke Kades, yang duduk di depan rapat, pada ke tiga kades-kades, bahkan ada antara tiga desa yang rapat kemaren, untuk satu kepala desa, dimarahi pak Kapolsek, Darul Hwsanah. Bahkan kades itu ditempeleng itupun saya dengar tapi saya tak liat langsung,” ujar NA lanjutnya.
“Aku dengar aja tak nampak aku pas kejadian karena ricuh,” ujarnya.
Mengamuknya salah satu Kapolsek ke salah satu kades karena warganya tak bisa ia amankan, bisa jadi hal ricuh itu terjadi karena kades tak berani mengabil kebijakan untuk pembagian sembako,” ujar warga tersebut.
Takut mungkin pimpinan dia sudah melarang, sedangkan desa-desa yang lain di kecamatan ini sudah banyak melaksanakan pembagian sembako ke warganya terkait antisipasi Covid-19. Kalau memang benar bapak bupati melarang, konon lagi dengan surat edaran saya jelas kecewa dengan keputusan Bapak Bupati, tetapi kalau Bapak Bupati melarang hanya dengan lisan, menurutku Bapak Bupati Haya saja menunjukan ke publik jika itu murni antara kades dan warganya , Bukan atas perintah dia,
untuk Pembagian sembako, itu katan NA,
kebijakan kades’ bukan atas printah belio’ menurutku itu tujuan nya ujar NA
tapi saya nyakin Bapak Bupati Tidak serius dalam hal larangan itu’ ucap warga di kecamatan Darul Hasanah yang tak disebutkan jati dirinya itu.
Selasa 07-04, Kades Kute Ujung Usai Mahgrib di kediaman perbadinya, keterangan singkat Kades Kute ujung Darul Hasanah’ Sebut saja nama kades kute ujung “Bima” terkait desa yang iya pimpim tersebut sudahkan membagikan sembako ke warga, terkait Kovid-19 Penangulangan Wabah Kovid-19, kades kute ujung menjawab dengan singkat’
Kek mana kita tidak melakukan, dan mengikuti desa tetangga kita, gak sangup aku jika warga ku memgamuk’ terpaksa kami lakukan kebijakan bersama prangkat, “Bima” tutup kata.
Hingga berita ini diturunkan, Bupati Aceh Tenggara Belum Sempat Di Konfitmasi Tim Demokratis. (Tim)