Karawang, Demokratis
Pandemi virus corona atau Covid-19 hampir mempengaruhi semua sektor kehidupan. Tak terkecuali sektor pendidikan yang juga ikut terkena imbasnya.
Di bidang pendidikan mengalami perubahan seperti ditiadakannya kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah, ditiadakannya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang seharusnya menjadi UN terakhir dan juga proses PPDB yang dilaksanakan secara daring.
Hal ini semua dilakukan untuk mengantisipasi dan memutus mata rantai penyebaran virus corona agar tidak menimbulkan klaster baru di bidang pendidikan.
Lalu bagaimana dengan siswa-siswi yang tidak memiliki smartphone?
Di SMPN 3 Karawang, sekitar 20-an siswa/i melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KB) secara tatap karena para murid ini tidak memiliki handphone yang beraplikasi sehingga tidak dapat belajar di rumah secara daring atau online.
Kebijakan ini diambil oleh Kepala SMPN 3, Hermawan MPd. Siswa/i yang tidak memiliki smartphone beraplikasi supaya belajar di sekolah dari pukul 08.00 hingga 10.10 Wib.
Kepala SMPN 3 Karawang, Hermawan MPd kepada Demokratis mengatakan bahwa ke 20 siswa/i itu tidak punya handphone beraplikasi sehingga para murid itu tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar secara online.
“Para siswa/i itu mengakui bahwa mereka tak punya HP yang beraplikasi. Kata murid itu HP yang digunakan adalah HP orangtua, namun karena HP itu dibawa orangtua sehingga murid itupun tidak bisa belajar secara online di rumah,” kata Hermawan MPd, Kamis (23/7) lalu.
Meski demikian, tambah Hermawan, pihaknya tetap melakukan pengawasan ketat dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona yang saat ini menjadi isu global.
“Setiap murid yang belajar di SMPN 3 Karawang wajib menggunakan maskter, mencuci tangan, menjaga jarak serta menghindari berkerumun. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona agar sektor pendidikan jangan sampai menjadi klaster baru penyebaran virus corona,” pungkasnya.
Sementara pantauan Demokratis di Karawang, pendidikan dari tingkat SD, SMP, SMA maupun SMKN dan swasta masih belajar melalui sistem daring atau online. (Juanda Sipahutar)