Jakarta, Demokratis
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku menyesal, usai kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menimbulkan kemarahan publik.
“Dengan kemarahan (publik) ini, saya pikir saya nyesel betul. Saya enggak ngelegewo (menyangka) lah,” ucap Basuki di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (7/6/2024).
Dia pun menilai bila kebijakan ini memang belum siap, maka dirinya siap mengundur pembahasannya hingga 2027.
“Sebetulnya itu kan dari 2016 UU-nya. Kemudian kami dengan Bu Menteri Keuangan (Menkeu) agar dipupuk dulu kredibilitasnya. Ini masalah trust sehingga kita undur ini sudah sampai 2027,” ujarnya.
“Untuk saya pribadi, kalau ini memang belum siap, kenapa kita harus tergesa-gesa,” sambungnya.
Basuki menjelaskan APBN Indonesia sampai saat ini sudah mencapai Rp105 triliun, yang dikucurkan untuk subsidi selisih bunga melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Jadi apa yang sudah kami lakukan dengan 10 tahun FLPP subsidi bunga itu, sudah Rp105 triliun. Itu pun menarik uang berapa? Rp300-an lebih,” kata Basuki.
Oleh karena itu, bila memang ada usulan dari DPR dan MPR untuk menunda kebijakan ini, maka ia akan mengikuti arahan tersebut.
“Jadi kalau misalnya ada usulan, apalagi DPR misalnya, Ketua MPR (minta Tapera) untuk diundur, menurut saya, saya akan kontak dengan ibu Menkeu juga. Kita akan ikuti,” tuturnya. (EKB)