Jakarta, Demoratis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun kembali/rekonstruksi Jembatan Cikreteg di ruas Jalan Ciawi-Benda, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang rusak akibat bencana longsor sejak bulan November 2022 hingga Februari 2023 lalu. Diharapkan dengan selesainya perbaikan Jembatan Cikereteg secara permanen dapat membantu masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari serta memperlancar konektivitas antar wilayah Bogor-Sukabumi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien. Dengan konektivitas yang semakin lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.
“Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian,” kata Menteri Basuki.
Perbaikan permanen Jembatan Cikreteg dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat, Ditjen Bina Marga dengan mengganti seluruh struktur bentang jembatan, yakni stage 1 sisi barat dan stage 2 sisi timur. Jembatan dibangun dengan panjang bentang 50,8 meter dan total lebar 13 meter.
Struktur jembatan berupa PCI girder dengan jumlah titik borepile 42 buah Konstruksi jembatan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya (Persero) sejak dikeluarkan SPMK tanggal 8 Desember 2022 beserta perubahannya dan ditargetkan selesai pada Oktober 2023 dengan rancangan anggaran APBN senilai Rp56,9 miliar.
Progres konstruksi untuk konstruksi jembatan stage 1 hingga 1 Agustus 2023 telah mencapai 99,2 % dan stage 2 mencapai 8,22 %. Secara komulatif penanganan Jembatan Cikreteg telah mencapai 46,96%.
Selama masa konstruksi, Kementerian PUPR telah memasang jembatan Bailey sebagai penanganan darurat pascabencana longsor untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas. Masyarakat dari Bogor menuju Sukabumi atau sebaliknya juga dapat melewati jalur alternatif yang telah disiapkan , yakni Tol Bocimi (Bogor – Ciawi – Sukabumi) serta jalur alternatif lainnya seperti Tapos – Pasar Cikreteg.
Kondisi eksisting Jembatan cikreteg merupakan badan jalan dengan ketinggian timbunan 20 meter diatas struktur gorong-gorong dari pasangan bata berdiameter 5 meter yang diestimasi berusia lebih dari 100 tahun (masa klonial Belanda). Tingginya intensitas hujan serta meningkatnya debit sungai di lokasi jembatan Cikreteg sejak bulan November 2022 hingga Frbruari 2023 menyebabkan terjadinya scouring pada hilir gorong- gorong serta mengganggu stabilitas lereng di samping badan jalan yang mengakibatkan terjadinya longsor pada Jalan Nasional di Desa Ciderum, Kecamatan Caringin, Bogor, tepatnya di KM 3+900. (Reimon)