Sepaku, Demokratis
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani meninjau pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang berada di Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Kamis (6/1/2022).
Dalam kunjungan kerja tersebut, Menteri Basuki berpesan agar pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang telah dimulai konstruksinya sejak Juli 2020 dapat selesai tepat waktu sesuai target kontrak pada Desember 2023. Saat ini progres fisik mencapai 30,69%.
“Bendungan ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan air baku di Balikpapan. Total kapasitasnya 10 juta m3, untuk pemenuhan kebutuhan air baku 2.500 liter/detik dan juga untuk mereduksi banjir sekitar 53%,” kata Menteri Basuki.
Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi berada dibawah tanggung jawab Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan kontrak tahun jamak hingga tahun 2023 senilai Rp556 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya- PT Sacna- dan PT. BRP (KSO).
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam testimoninya secara tertulis menyebutkan harapannya agar Bendungan Sepaku Semoi dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. “Semoga Bendungan Sepaku Semoi akan memberikan sumber kehidupan dan mendorong kesejahteraan rakyat dengan kualitas air yang baik dan sehat,” ujar Menkeu Sri Mulyani.
Selanjutnya dikatakan Menteri Basuki, saat ini juga telah dimulai pembangunan intake Sungai Sepaku berkapasitas 3,34 m3/detik dengan daerah layanan Kota Balikpapan dan rencana Instalasi Pengolahan Air (IPA) di sekitar Sepaku. Pekerjaannya dilaksanakan dari tahun 2021 hingga 2023.
Selain itu, pada tahun 2020 juga telah dilaksanakan studi kelayakan rencana pembangunan Bendungan Batu Lepek dengan potensi untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 5.000 liter/detik. Selanjutnya pada tahun 2021 juga telah dilaksanakan studi kelayakan rencana pembangunan Bendungan Selamayu dengan potensi air baku sebesar 3.950 liter/detik.
Tercatat di Provinsi Kaltim saat ini sudah terdapat enam infrastruktur yang selama ini menjadi sumber air baku, yakni Bendungan Manggar di Balikpapan (kapasitas tampung 14,2 juta m3), Bendungan Teritip di Balikpapan (2,43 juta m3), Embung Aji Raden di Balikpapan (0,49 juta m3), Bendungan Samboja di Kutai Kartanegara (5,09 juta m3), Intake Kalhol Sungai Mahakam (0,02 juta m3), dan Bendungan Lempake di Samarinda (0,67 juta m3).
Turut hadir dalam tinjauan tersebut Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Kepala Pusat Analisis Pelaksanaan Kebijakan (PUSAKA) Hariyono Utomo, Kepala Biro Komunikasi Publik Pantja Oetojo, Kepala BBPJN Kalimantan Timur Junaidi, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan Timur Harya Muldanto dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kaltim Sandhi Eko Bramono, serta Direktur Utama PT. Brantas Abipraya Sugeng Rochadi. (Reimon)