Jakarta, Demokratis
Dalam rangka Hari Buku Sedunia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memberikan tips penting untuk menumbuhkan minat baca anak-anak. Nadiem mengatakan orangtua harus menyiapkan buku-buku sesuai dengan keinginan anak, bukan orangtua.
“Itu salah satu isu yang sedang kami coba atasi di Kemdikbud, memberikan anak-anak seleksi buku bukan yang diminati orangtuanya, tapi seleksi buku yang diminati anak-anaknya,” kata Nadiem dalam diskusi Hari Buku Internasional bertema “Buku Digital Wajah Masa Depan Pengetahuan”, Jumat (23/4/2021).
Nadiem mengatakan keberadaan buku digital akan semakin menunjang minat baca anak. Pasalnya, probabilitas atau kemungkinan anak mencari buku yang sesuai minatnya jauh lebih tinggi dibandingkan membaca dari toko buku atau perpustakaan. Dalam konsep buku digital terdapat rekomendasi dan personalisasi, sehingga kemungkinan anak menemukan bacaan sesuai minat dan bakatnya jauh lebih tinggi.
“Bedanya, kalau perpustakaan atau toko buku. Ini pajangannya, menunya. Kalau menu digital, jumlah bukunya juga jauh lebih banyak,” ujar Mendikbud.
Nadiem mengatakan membaca buku adalah sebuah keterampilan. Artinya, seseorang perlu latihan untuk membaca buku. Semakin sering membaca buku, maka semakin cepat kemampuannya untuk menyerap informasi dalam buku termasuk pengembangan literasinya.
“Awal membaca buku tidak mungkin 1 buku seminggu. Tapi pada tahap saya sekarang, saya bisa membaca 2 buku besar per minggu. Itu karena latihan,” ujar Nadiem.
Mendikbud mengatakan luasnya pilihan topik dalam buku digital diharapkan bisa membuat anak ketagihan membaca. Dia menambahkan kemampuan literasi adalah syarat pertama dalam bekerja. Misalnya, seseorang yang rajin membaca akan memiliki daya literasi lebih baik dalam membaca instruksi secara detil.
Nadiem menambahkan proses kurasi dalam buku digital jangan semata menghilangkan materi-materi yang tidak baik. Sebaliknya, proses kurasi harus memastikan anak mempunyai pengalaman membaca yang luar biasa dan menyenangkan.
“Jangan sampai sistem kurasi kembali ke pola lama, dimana orang dewasa yang menentukan apa yang bagus dia baca karena paling penting anak jatuh cinta dulu sama membaca,” lanjut Mendikbud. (Red/Dem)