Minggu, Mei 25, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Trump Tuai Sorotan Karena Unggah Gambar AI Dirinya Sebagai Paus

Washington, DC, Demokratis

Presiden AS Donald Trump kembali menjadi sorotan setelah mengunggah gambar rekayasa kecerdasan buatan (AI) yang menampilkan dirinya sebagai pemimpin Gereja Katolik, menggantikan mendiang Paus Fransiskus.

Gambar tersebut diunggah melalui akun resminya di platform Truth Social pada Sabtu (3/5/2025) waktu Indonesia, tanpa keterangan ataupun konteks apapun.

Unggahan itu muncul menjelang prosesi pemilihan paus baru atau konklaf yang dijadwalkan digelar pekan ini, guna memilih pengganti Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April lalu dalam usia 88 tahun.

Dikutip dari Variety, gambar yang dibagikan Trump tidak menyertakan sumber ataupun penjelasan, namun publik mengaitkannya dengan pernyataan Trump sebelumnya yang sempat bercanda ingin menjadi paus selanjutnya.

“Saya ingin menjadi paus. Itu akan menjadi pilihan nomor satu saya,” ujar Trump kepada wartawan di luar Gedung Putih, Selasa (29/4/2025).

Meski kemudian menambahkan bahwa dirinya tidak memiliki preferensi pribadi dalam pemilihan paus baru, Trump sempat menyebut nama Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York yang baru saja ditunjuk untuk duduk di Komisi Kebebasan Beragama Gedung Putih pada 1 Mei lalu.

“Kita punya seorang kardinal dari New York yang sangat bagus. Jadi kita lihat apa yang terjadi,” tambahnya.

 

Tuai Beragam Tanggapan di Media Sosial

Unggahan gambar AI Trump sebagai paus memicu beragam tanggapan di media sosial, sebagian menyebutnya sebagai lelucon tak pantas, terutama mengingat situasi duka di kalangan umat Katolik seiring wafatnya Paus Fransiskus.

Sebuah kelompok yang menggambarkan dirinya sebagai kaum Republikan konservatif pro-demokrasi yang melawan Trump & Trumpisme, mengunggah ulang gambar itu seraya menyebutnya sebagai penghinaan terang-terangan terhadap umat Katolik dan ejekan terhadap iman mereka.

Konferensi Katolik Negara Bagian New York menyatakan mewakili para uskup negara bagian dalam bekerja sama dengan pemerintah, menyuarakan kritik tajam terhadap gambar tersebut.

“Tidak ada yang pintar atau lucu tentang gambar ini, Tuan Presiden,” tulis mereka dalam sebuah posting di X.

“Kami baru saja memakamkan Paus Fransiskus terkasih kami dan para kardinal akan segera memasuki konklaf untuk memilih pengganti baru Santo Petrus. Jangan mengejek kami,” imbuh mereka.

Sementara itu, juru bicara Vatikan Matteo Bruni menolak mengomentari gambar tersebut selama pengarahan dengan wartawan tentang proses pemilihan paus baru, yang dimulai pada 7 Mei 2025.

Adapun mantan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menyebut unggahan Trump itu menyinggung sekaligus menghina umat Katolik.

“Ini adalah gambar yang menyinggung orang beriman, menghina lembaga, dan menunjukkan bahwa pemimpin sayap kanan global senang menjadi badut. Sementara itu, ekonomi Amerika terancam resesi dan dolar kehilangan nilainya,” tulisnya di platform X.

Surat kabar berhaluan kiri di Italia, La Repubblica, juga menampilkan gambar tersebut di berandanya pada hari Sabtu dengan komentar yang menuduh Trump memiliki ‘megalomania patologis’.

Ketika diminta untuk menanggapi kritik tersebut, sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt berkata, “Presiden Trump terbang ke Italia untuk memberi penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus dan menghadiri pemakamannya, dan dia merupakan pejuang setia bagi umat Katolik dan kebebasan beragama.” (IB)

Related Articles

Latest Articles