Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Turnamen Futsal Antar Pelajar Berujung Pengeroyokan Sehingga Korban Mengalami Geger Otak

Pelalawan, Demokratis

Pertandingan futsal antar pelajar yang diadakan oleh SMK Hassanah Pekanbaru berujung bentrok dan pengeroyokan, sehingga korban harus diopname di rumah sakit.

Salah seorang pihak keluarga berinisal YI kakak dari A (16) yang namanya minta dirahasiakan menuturkan bahwa pengeroyokan tersebut terjadi pada hari Sabtu tanggal 25 Februari 2023, pada pertandingan futsal antar pelajar yang antara SMK Hassanah sebagai tuan rumah berhadapan dengan SMA 1 Pangkalan Kerinci.

“Orang tua mana yang tidak kecewa dan marah ketika buah hatinya menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan dalam pertandingan futsal antar pelajar,” ucap kakak A di Pangkalan Kerinci, Rabu (2/3/2023).

Kakak korban menyampaikan berdasarkan informasi yang didapat, pada saat itu pertandingan sudah di babak kedua. Pada waktu itu tim lawan dalam posisi ketinggalan skor, seketika itulah adik A mendapatkan serangan dari pihak lawan. “Seketika itu adik saya dikeroyok dan dianiaya lebih dari 10 orang pelajar pada saat itu. Sehingga membuat adik saya mengalami gegar otak dan dirawat di rumah sakit,” cerita kakak korban.

Menurutnya, sebenarnya yang membuat hati ini miris, pengeroyokan tersebut dilakukan oleh pelajar SMK Hasana selaku tuan rumah. “Berdasarkan informasi dari teman-temannya, pihak panitia tidak ada yang melerai atau membantu pada saat kejadian, padahal itu turnamen futsal resmi yang memiliki struktur kepanitiaan,” sesalnya.

“Atas kejadian ini kami sudah membikin laporkan ke Polresta Pekanbaru, karena ini sungguh tindakan penganiayaan dan pengeroyokan yang sangat keji. Sampai anak kami mengalami geger otak dan masih dirawat di rumah sakit sampai saat ini,” lanjutnya.

Pihak keluarga berharap adanya keadilan sesuai perundang-undangan yang berlaku. Semua diserahkan kepada pihak yang berwajib selaku penegak hukum, agar pelaku segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. “Tindakan yang dilakukan tersebut sudah mengarah kepada penganiayaan,” ujar YI.

Selanjutnya, YI selaku kakak korban juga sangat menyesalkan pihak panitia yang tidak langsung menghubungi dan tidak ada etikad baik terkait peristiwa yang menimpa adiknya tersebut.

“Saat kejadian, pihak panitia tidak ada menghubungi kami, malah kami yang menghubungi pihak panitia. Dan saat mengetahui adik saya menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan saat turnamen futsal antar pelajar tersebut, pihak panitia malah meminta agar kami mendatangi dan berdamai dengan pihak sekolah yang melakukan penganiayaan dan pengeroyokan. Kan etika pihak panitia ini tidak ada dan sangat kami sesalkan,” katanya.

Lebih jauh dikatakan, pertandingan futsal ini resmi dan dibuka langsung oleh Dispora Provinsi Riau dan Dinas Pendidikan. Sehingga turnamen futsal ini memiliki penanggung jawab yaitu panitia dan sudah tentu kegiatan ini di bawah pengawasan pihak sekolah.

“Ini pertandingan resmi dan di-posting di media sosial. Namun, ketika adik saya (A) menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan, pihak panitia tidak melerai dan memisahkan saat kejadian yang membuat adik saya menjadi korban dan masuk rumah sakit,” tutup YI. (DS)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles