Belitung, Demokratis
Wakil Bupati Belitung Isyak Meiroby menemui Komunitas Gojek Belitung di lokasi Kafe Senang Tanjungpandan, Rabu (4/9/2019) yang sedang mogok kerja akibat perusahaan Gojek menerapkan tarif baru sesuai dengan zonasi di seluruh Indonesia yang mengakibatkan insentif mereka berkurang 50 persen.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan managemen Gojek Belitung. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Komunitas Gojek Belitung menyampaikan keinginan rekan-rekan di depan perwakilan managemen dan Wakil Bupati, harapan mereka insentif mereka yang hilang sebesar 50 persen bisa diperjuangkan supaya bisa dinaikan kembali.
Wakil Bupati Belitung Isyak Mairobie mengatakan, dirinya siap membantu para driver Ojol melobi pimpinan Gojek. Meski demikian, ia tidak tahu hasilnya akan seperti seperti apa, namun yang penting para driver Ojel sudah maksimal berjuang.
“Itu perlu dilakukan pertimbangan kembali tapi kalau masih bisa dilaksanakan ya dijalankan dulu, karena kalau kalian lama stop yang sulit bukan orang lain, yang sulit juga kalian. Oke kemarin belum kesampaian aspirasi ini, sekarang saya sudah menangkap maksudnya dan saya akan coba sampaikan tapi tidak bisa cepat,” jelas Wakil Bupati Belitung Isyak Mairobie memberikan masukan.
Wakil Bupati juga menyarankan agar driver Ojol merundingkan terlebih dahulu. Ia juga siap untuk menghubungi pimpinan Gojek di Belitung. “Apapun yang akan saya sampaikan saya tidak menjamin hasilnya bagus, karena ini bisa menjadi preseden buruk, nyebar nih namanya juga online sampai di Surabaya sampai di Medan, wah di Belitung disetujui kita nggak, disamakan pula demo,” katanya.
Sementara itu, Teuku Parvinanda Head of Regional Corporate Affairs Gojek Wilayah Sumatera kepada wartawan mengatakan, dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019, tarif dasar dan tarif minimum GoRide di Belitung telah ditingkatkan. Seiring dengan meningkatnya pendapatan organik mitra driver dari tarif, maka penyesuaian insentif perlu dilakukan agar Gojek dapat terus menjaga permintaan order dan keberlangsungan ekosistem Gojek.
“Penyesuaian skema insentif juga kami lakukan agar Gojek dapat terus melakukan berbagai inovasi, perbaikan sistem, standar pelayanan maupun mendorong berbagai kegiatan promosi. Hal ini kami lakukan agar Gojek tetap menjadi platform pilihan konsumen sehingga dapat memastikan keberlangsungan pendapatan mitra kami secara jangka panjang,” katanya.
Menurutnya, fokus Gojek saat ini pada kesejahteraan mitra tidak hanya terbatas pada tarif dan insentif. Sejak awal, Gojek telah memiliki ragam inisiatif yang menjadikan mitra driver terdepan dalam kualitas pelayanan sehingga terus menjadi pilihan pelanggan.
“Kami mempelopori pelatihan pengembangan skill dan pengetahuan (Bengkel Belajar Mitra-BBM), akses untuk pengelolaan keuangan (Gojek Swadaya), hingga pemutakhiran super-app mitra driver Gojek,” pungkas Teuku Parvinanda. (Tim/Red)