Subang, Demokratis
Dalam rangka penanganan dan pemulihan ekonomi daerah Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyelenggarakan rapat koordinasi kebijakan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi daerah secara virtual dengan pimpinan kepala daerah baik Bupati atau Walikota se Jawa Barat, Senin (21/6/2021).
Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi didampingi Sekda Subang H Asep Nurini menghadiri sekaligus mengikuti Rakor tersebut secara virtual di ruang rapat Bupati Subang.
Sekda Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengungkapkan perkembangan kasus positif di Kabupaten Subang per tanggal 20 Juni 2021 sebesar 7,71% di bawah tingkat kasus aktif rata-rata Jawa Barat 8,34%. Tingkat kesembuhan Covid-19 di Subang 90,08% dan rata-rata Jawa Barat 90,32%. Angka kematian pada posisi 2,20%. BOR Jawa Barat sepanjang tahun 2021 sampai 81,61% akibat libur panjang nasional sedangkan untuk BOR Subang mencapai 88,50%. Laporan zona resiko PPKM Mikro di Jawa Barat, Kabupaten Subang masuk zona merah tingkat RT ada 25 RT.
“Total cakupan vaksinasi Covid-19 untuk Lansia, Subang masih terbilang rendah,” ungkap Setiawan.
Sementara kondisi perekonomian Jawa Barat, Setiawan menuturkan, pada TW I tahun 2021 mengalami perbaikan dengan pertumbuhan Q4 ’20 ke Q1 ’21 Jawa Barat berada pada posisi +1,56. “Sektor ekonomi Jawa Barat dari perdagangan, pertanian, kontruksi, konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor mengalami peningkatan,” ujar Setiawan.
Menurut Setiawan, dalam periode 10 – 17 Juni 2021 terjadi penurunan pergerakan masyarakat di wilayah pusat transportasi umum sebesar kurang dari 15%. Terdapat kenaikan pergerakan masyarakat pada wilayah toko bahan makanan dan apotek 24% dan taman 7% dibandingkan minggu sebelumnya.
“Indikator perekonomian Jawa Barat berdasarkan survei konsumen, daya beli masyarakat sedikit terindikasi dari IKK bulan Mei 2021 yang turun dari 95,1 menjadi 87,5. Index ekspektasi konsumen tetap berada pada level optimis 108,1. Hal tersebut menggambarkan bahwa keyakinan konsumen bahwa ekonomi Jawa Barat akan membaik pada masa mendatang,” terang Setiawan.
Dikatakan, berdasarkan survei penjual eceran bahwa hasil survei penjual eceran, indeks penjualan ritel diperkirakan meningkat menjadi 165,07 naik 2,1 poin seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat.
“Berdasarkan indikator ekonomi domestik bahwa prompt manufacturing indeks (PMI) Indonesia mengalami peningkatan pada juni 2021 seiring dengan aktivitas produksi yang membaik khususnya di Jawa Barat dengan kawasan industri terbesar di Indonesia. Berdasarkan sub sektornya, peningkatan kinerja industri terlihat pada industri otomotif di mana produksi mengalami peningkatan menjadi 322,82 persen pada triwulan 2, 2021. Di sisi lain terdapat peningkatan aktivitas konstruksi yang tercermin pada pertumbuhan penjualan semen yang mengalami peningkatan menjadi 9,05% di triwulan 2 tahun 2021,” papar Setiawan.
“Sedangkan indikator ekspor impor Jawa Barat mengalami peningkatan surplus ekspor dan impor naik dari 1,65 juta USD menjadi 1,83 juta USD. Hal tersebut dipengaruhi meningkatnya ekspor industri pengolahan sebesar 23,27%,” sambungnya.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan arahan kepada Bupati/Wali Kota se Jawa Barat untuk memfokuskan pada potensi kenaikan pandemi Covid–19 dengan penyiapan tes antigen, PCR di level mikro.
“Fokuskan pada potensi kenaikan pandemi Covid–19 dengan penyiapan tes antigen, PCR di level mikro,” ujarnya.
Dalam arahannya Gubernur Jawa Barat juga menginstruksikan untuk selalu menjalankan protokol kesehatan dengan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas). Selain itu sosialisaikan pentingnya menerapkan protokol kesehatan.
“Diharapkan untuk selalu menjalankan protokol kesehatan dengan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas). Selain itu sosialisaikan pentingnya menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya. (Abh)