Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Wamenag Sebut Kualitas Pendidikan Kunci Lahirkan Generasi Emas 2045

Jakarta, Demokratis

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengingatkan para guru madrasah akan tantangan revolusi industry 4.0 dan society 5.0. Dinamika keduanya dapat menghadirkan beragam tantangan dan peluang dalam isu ketahanan pangan dan energi, bonus demografi, perubahan iklim, resesi ekonomi, serta perkembangan teknologi.

Menurut Wamenag, kompetisi antarbangsa ke depan akan semakin ketat. Bangsa yang berdaya saing tinggi berpeluang memenangkan persaingan. Sebaliknya, daya saing terbatas atau rendah, menyebabkan bangsa tersebut tertinggal di belakang.

“Kualitas pendidikan menjadi kunci dalam kita melahirkan generasi emas Indonesia di tahun 2045,” pesan Wamenag saat membuka Talkshow ‘Integrasi Agama, Sains, & Teknologi Sebagai Basis Keunggulan Madrasah’ di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Talkshow ini digelar sebagai rangkaian dari kegiatan Kompetisi Sains Madrasah tahun 2022. Hadir sebagai narasumber: Rektor UIN Sunan Ampel Prof. Akhmad Muzaki, Prof Nurul Taufiqur Rohman, Ph.D dari BRIN, dan Putri Pendidikan Indonesia Alini Ghoni Ramadani Putri. Prof Ilham Habibie juga bergabung dalam Talkshow ini melalui sambungan aplikasi Zoom.

Talkshow ini diikuti para guru dan kepala madrasah dari seluruh provinsi di-Indonesia. Hadir juga Direktur KSKK Kemenag Moh. Isom Yusqi, dan Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DKI Slamet Abadi.

“Ciri persaingan masa depan bukan lagi ditandai konteks globalisasi abad ke-20, tetapi globalisasi yang bercorak digital,” pesan Wamenag.

Menurutnya, generasi Emas Indonesia 2045 merupakan anak-anak yang saat ini berada pada usia sekolah di jenjang pendidikan anak usia dini hingga pendidikan menengah. Mereka diharapkan menjadi generasi unggul yang mampu menguasai dan memanfaatkan perkembangan sains dan teknologi untuk melejitkan daya saing bangsa di berbagai bidang, bahkan mampu berkreasi dan berinovasi untuk memajukan Bangsa Indonesia.

“Selain memiliki kompetensi abad ke-21, generasi ini harus memiliki karakter keindonesiaan dan komitmen yang kuat terhadap ideologi Pancasila dan nilai-nilai moderasi beragama,” ujar Wamenag.

“Dengan menyadari jati dirinya sebagai manusia Indonesia yang berwawasan Pancasila, maka diharapkan mentalitas SDM Indonesia akan bangkit dan bergerak demi mewujudkan Visi Indonesia 2045,” sambungnya.

Sebagai satuan pendidikan formal binaan Kemenag yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan kekhasan agama Islam, madrasah, kata Wamenag, harus terlibat aktif dalam upaya mewujudkan Visi Indonesia 2045. Hal ini sejalan dengan visi madrasah yang telah ditetapkan dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Madrasah 2010 – 2030, yakni “mewujudkan madrasah yang unggul dan kompetitif.”

“Dalam rangka mewujudkan madrasah yang unggul dan kompetitif tersebut, guru memainkan peran penting dan strategis. Sebagai pemangku kepentingan utama dalam dunia pendidikan, guru perlu meningkatkan kompetensi dan keterampilannya agar selaras dengan tuntutan Era Revolusi Industri 4.0. Salah satunya adalah penguasaan dalam bidang teknologi pendidikan (education technology) untuk mendukung kegiatan pembelajaran,” tegasnya.

Wamenag mengapresiasi penyelenggaraan KSM 2022. Menurutnya, KSM menjadi sarana apresiasi bagi siswa madrasah yang telah menunjukkan kiprahnya untuk membangkitkan semangat integrasi sains dan agama. Hal ini patut dibudayakan pada pendidikan madrasah. Sehingga, kiprah madrasah semakin terlihat di masyarakat, berkontribusi aktif dalam membangun manusia Indonesia dari segala aspek keilmuan, baik agama, sains, teknologi, ekonomi, budaya, dan lainnya. (Dasuki)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles