Jakarta, Demokratis
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meminta seluruh perguruan tinggi dapat memberikan solusi atas masalah pengangguran di Indonesia, dengan memperkuat kerja sama di bidang ketenagakerjaan.
“Perguruan tinggi harus mampu memberikan solusi atas permasalahan pengangguran di Indonesia dan di ASEAN, melalui penguatan kerja sama di bidang ketenagakerjaan,” kata Wapres saat menyampaikan orasi ilmiah pada Rapat Terbuka dan Dies Natalis ke-59 Universitas Brawijaya, Malang melalui konferensi video dari Jakarta, Rabu (5/1/2022).
Wapres juga meminta perguruan tinggi dapat memainkan perannya dalam membawa kepentingan Indonesia di kawasan ASEAN, sehingga Indonesia dapat mencapai reputasi baik di tingkat internasional.
“Untuk menggapai reputasi internasional dibutuhkan kerja keras, komitmen kuat dan kebersamaan,” tegasnya.
Guna menempatkan kepentingan Indonesia di tingkat global tersebut, lanjut Wapres, perguruan tinggi harus dapat memberikan rekomendasi terkait isu prioritas yang menjadi kepentingan Indonesia di kawasan ASEAN.
Sementara Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 5 November 2021 jumlah angkatan kerja di Jawa Barat tahun 2021 mencapai 24,74 juta orang, terdiri 22,31 juta orang bekerja (90,18 persen) dan 2,43 juta orang menganggur (9,82 persen).
“Walaupun ada penurunan (angka pengangguran) sebesar 0,64 persen dari tahun lalu, namun angka tersebut masih termasuk tinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia,” kata Ridwan Kamil saat memberikan sambutan pada acara peluncuran Aplikasi Jabar Migrant Service Center (JMSC) dan Job Fair Jabar Online tahun 2021 di Bandung, Selasa (4/1/2022).
Hal tersebut, kata Ridwan Kamil, selain disebabkan karena jumlah penduduk yang besar (49,94 juta orang), juga karena arus migrasi ke Jawa Barat cukup tinggi dan akibat pandemi Covid-19 yang berdampak secara signifikan terhadap sektor formal ketenagakerjaan.
“Berdasarkan data BPS, pekerja yang terdampak akibat pandemi Covid-19 di Jawa Barat sebesar 460.000 orang. Angka tersebut mengalami perbaikan setelah terdapat penurunan sebesar 240.000 orang apabila dibandingkan dengan tahun 2020,” kata dia.
Menurut dia, sampai saat ini Jawa Barat berada pada peringkat tiga besar pengirim pekerja migran Indonesia seperti saat ini masih ditemukan beberapa permasalahan berkenaan dengan pekerja migran Indonesia asal Jawa Barat. (IS)