Kamis, November 14, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Warem-warem Situ Baeud Sangat Resahkan Warga

Subang, Demokratis

Warem bukanlah nama pelayan warung kopi lendot yang biasa bersolek seronok dengan berlipstik norak dan beralis tebal. Tetapi warem akronim dari warung remang-remang.

Dari pantauan awak media di lapangan diketemukan sejumlah warem yang berdiri di sepanjang irigasi Tarum Timur. Lokasi persisnya di seputar Situ Baued (komplek warung ikan bakar), antara batas teritorial wilayah kerja Desa Kihiyang dengan Desa Karangsari, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, sekira 500 meter dari jembatan Tarum Timur Desa Kihiyang menuju ke arah timur Bendung Salamdarma.

Namun menurut keterangan Sekdes Karangsari Juanda, lokasi warem-warem itu masuk wilayah teritorial Desa Neglasari, Kecamatan Pagaden.

Dengan bermunculannya warem-warem bak jamur di musim hujan itu, warga Desa Kihiyang dan Karangsari khususnya merasa resah, karena dikhawatirkan bisa merusak moral warga di lingkungan desa seputaran lokasi itu.

Apalagi setiap harinya lokasi itu berlalu lalang para pelajar dan anak belum cukup umur yang akan bersekolah dari dan ke Binong dan ke Karangsari, dikhawatirkan pemandangan (penghuni warem yang bercumbu-Red) di siang hari bolong mudah disaksikan, dikhawatirkan akan mempengaruhi mental anak-anak didik itu.

Tokoh agama sekaligus Ketua MUI Desa Karangsari M Soleh saat mintai komentarnya, Minggu (14/11/2021), menyesalkan adanya warem yang berdiri di lokasi itu. “Sebelumnya pernah ada salah satu bangunan warem yang dibakar warga, tapi kini malah semakin banyak bermunculan. Kami merasa aneh kenapa pihak berwenang tidak segera menertibkan lokasi itu, padahal sudah sejak lama meresahkan,” tandasnya.

Pemerhati keagamaan Itang Sungkawa, SHi yang juga fungsionaris PD Persis Kabupaten Subang saat dimintai tanggapan melalui seluler, Senin (15/11/2021) menyatakan, bila kemungkaran seperti warem-warem itu harus dibasmi, tidak bisa dibiarkan berlama-lama bercokol di manapun berada, lantaran dapat merusak tatanan sosial maupun kehidupan beragama.

Warga meminta aparat berwenang segera mengambil langkah konkrit, agar warga sekitar tidak selalu diselimuti rasa waswas berkepanjangan. “Aparat berwajib terkesan tutup mata, kemana saja selama ini, ada warganya resah kenapa dibiarkan, jangan seakan aktivitas warem-warem itu dilindungi,” tandasnya. (Abdulah)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles