Denpasar, Demokratis
Gerakan warga bantu warga di Bali kian banyak di masa pandemi Covid-19 dan efek dari PPKM. Komunitas warga tergerak untuk membantu warga lainnya.
Seperti yang dilakukan komunitas Buleleng Sosial Community (BSC). Mereka menyalurkan bantuan kepada warga yang mengirimkan foto bendera putih yang telah berkibar di depan rumah.
Anggota komunitas akan mengecek lokasi dan kondisi keluarga sambil membawa paket sembako berisi beras, mie instan, minyak goreng, telur, kecap, gula dan kerupuk.
“Iya, itu progam komunitas kami dan seminggu kita sudah jalan semenjak dari PPKM darurat itu,” kata Ketua BSC, Eka Tirtayana, Jumat (23/7/2021).
Komunitas BCS yang berdiri tahun 2015 ini fokus membantu sekitar 120 lansia, beasiswa terhadap 52 pelajar dan bedah rumah bagi warga miskin.
Tahun 2020 lalu, mereka melebarkan sayap bantuan berupa paket sembako ke masyarakat terdampak Covid-19. Apalagi, saat PPKM Darurat/Level 4, semakin banyak warga mengeluh ke mereka kesulitan membeli pangan.
“Kita bergerak dari awal dari tahun 2015. Memang kita ada pendampingan penyaluran sembako, bedah rumah, dan beasiswa untuk anak yatim-piatu dan pendampingan kesehatan. Kita gencar lakukan itu dan rutin setiap hari kita lakukan,” imbuhnya.
Eka Tirtayana menyebutkan untuk ide membantu warga dengan memasang bendera putih hal itu spontanitas saja. Karena, menurutnya selama pandemi Covid-19 banyak warga yang kesulitan ekonomi.
“Teman-teman spontanitas saja. Di zaman Covid-19 atau PPKM Darurat, kita jadi susah membedakan mana yang betul-betul membutuhkan bantuan. Tetapi, di satu sisi masyarakat kalau orang Bali biasanya rasa malunya tinggi. Tapi walaupun dia (kesulitan), dia tidak mau mengungkapkannya, biasanya pinjam dulu ke tetangga dan sekarang tetangga pada susah kanan-kiri,” ujarnya.
“Itu, menyiasati sehingga kami punya data valid data acuan yang benar-benar betul-betul mengibarkan bendera terus memfoto dan mengirim ke kami. Kami bantu dan datangi langsung untuk dibantu,” ungkapnya.
Hingga saat ini paket sembako yang tersalur sudah ada 520 paket ke warga yang mengirim foto bendera putih. Sedangkan data warga yang meminta bantuan ada sekitar 900 kepala keluarga.
“Per data kemarin sekitar 520 paket sudah kami salurkan. Dan kami jujur saja sampai saat ini kekurangan paket sembako dari data yang masuk dan belum bisa kami layani,” jelasnya.
Penyaluran paket sembako hanya cukup dengan memasang bendera putih di rumahnya. Warga tinggal memfoto dan dikirim ke BCS.
“Sekarang ini, rata-rata walaupun rumahnya bagus maupun tidak, iya rata-rata pasti membutuhkan karena banyak yang di PHK. Jadi, selama persediaan kami masih ada dan teman-teman mengibarkan bendera putih dan mengirimkan ke kami, kami akan layani,” ujarnya.
Untuk sementara paket bantuan tersebut hanya sekitar wilayah Kabupaten Buleleng. Namun, untuk daerah lainnya pihaknya masih bersinergi dengan Yayasan Dompet Berbagi.
“Untuk sementara masih di Buleleng, di daerah luar Buleleng kami masih bersinergi dengan Yayasan Dompet Berbagi untuk penyaluran sembako,” ujarnya.
Bagi warga yang ingin membantu, pihaknya juga membuka donasi.
“Harapannya dengan kondisi sulit seperti sekarang ini apalagi Bali mengandalkan sektor pariwisata yang saat ini mati. Jadi, harapannya semua sahabat yang masih bisa mempunyai rezeki lebih, iya bisa saling bergerak semua untuk membuka kepeduliannya untuk saling membantu. Ini tanggung jawab tugas kita bersama, baik pemerintah masyarakat dan semua unsur elemen,” ujar Eka Tirtayana. (Red/Dem)