Bekasi, Demokratis
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat adalah salah satu daerah yang lalulintasnya paling semrawut. Di beberapa lokasi sering terjadi kemacetan. Salah satu contoh di depan terminal bus Cikarang baik menuju barat dan timur kemacetan setiap hari terjadi. Tak satupun batang hidung petugas Dishub maupun petugas Lantas tampak menertibkan kemacetan tersebut. Padahal kemacetan lalulintas itu persis di depan kantor Dishub Terminal Cikarang. Timbul pertanyaan apa sih tugas petugas Dishub maupun Satlantas?
Cukup mudah menjawabnya. Tupoksi petugas Dishub untuk penertiban kesemrawutan lalulintas atau jika terjadi kemacetan. Tidak jauh seperti tugas Satlantas. Namun sangat disayangkan tugas petugas Dishub dewasa ini sangat dipertanyakan dan terkesan tak bertanggungjawab atas tugasnya sebagai petugas yang telah dipercayakan pemerintah. Nama lembaganya sudah Jelas DLLAJR. Artinya, Dinas Lalulintas Jalan Raya. Akan tetapi petugas Dishub yang telah dirubah dari DLLAJR, tidak ada fungsinya. Bahkan lebih suka duduk dan nongkrong di warung minum kopi dari pada mengurus dan menertibkan kemacetan lalulintas.
Wartawan Demokratis yang melintasi jalan raya depan Terminal Cikarang, Jumat (20/9) pukul 07.00 wib, kemacetan lalulintas benar-benar parah. Di lokasi kemacetan itu ada putaran belok ke kanan jika menuju Jakarta. Sebaliknya dari arah timur kalau ke arah Karawang tetap belok di putaran yang dengan jembatan. Yang sangat berperan di lokasi ini adalah pencari sesuap nasi alias pak ogah tak peduli macet atau tidak yang penting uang logaman masuk ke kantong.
Oleh karena itu, petugas Dishub maupun petugas Satlantas di daerah Kabupaten Bekasi perlu dievaluasi. Jangan terkesan makan gaji buta kerja dengan seenaknya dan tak perduli masalah kemacetan. Menteri Perhubungan maupun Kapolri perlu mengambil sikap tegas.
“Kalau setiap hari kemacetan seperti ini otomatis sangat mengganggu, pak, terutama menjalankan aktivitas,” kata beberapa pengguna jalan ketika diminta komentar soal kemacetan itu. (Js)
