Banyuwangi, Demokratis
3.600 jiwa warga Dusun Teluk Pancer, Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, panik menunggu janji dari Dwikora Karnawati selaku Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pasalnya, pada saat kunjungan mitigasi bencana stunami beberapa waktu yang lalu, Kepala BMKG menjanjikan kepada warga bahwa di dusunnya akan dibangun jembatan jalur evakuasi tsunami sepanjang 150 meter.
Rencana pembangunan jembatan penghubung jalur evakuasi bencana gelombang tsunami tersebut dimulai dari titik Dusun Pancer ke titik aman yakni di Bukit Sainem. Bukit tersebut dengan ketinggian 30 meter dari Dusun Pancer atau 35 meter ketinggiannya di atas permukaan laut (dPL) secera geografis Dusun Pancer berada di Teluk Pancer Laut Pantai Selatan di Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
Adapun kegelisahan dan kepanikan warga dalam mempertanyakan dan menunggu janji Kepala BMKG tersebut berawal dari hasil webinar mitigasi bencana tsnunami pada (28/5/2021) oleh Kapala BMKG yang mengatakan ada potensi bencana gelombang tsunama setinggi 26 hingga 29 meter di perairan Pantai Laut Selatan Jawa Timur.
Gelombang tsunami dikatakan terjadi akibat gempa berkekuatan 8,7 sekala richter (SR). Kabar dari BMKG versi Daryono mengingatkan kepada seluruh masyarakat terutama warga yang berada pesisir Pantai Laut Selatan Jawa Timur agar tidak panik dengan adanya potensi dari BMKG.
“Warga sangat gelisah dan trauma karena adanya potensi dengan terjadinya bencana tsunami di dusun mereka yang pernah terjadi pada 27 tahun silam,” ungkap Boedi Mulyono (47 tahun) warga Dusun Pancer kepada Demokratis via WhatsApp, Minggu (20/6/2021).
Boedi yang juga berstatus sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pancer menjelaskan, pada bencana 3 Juni 1994 lalu, gelombang tsunami menerjang kawasan pesisir Desa sumber Agung dan sekitarnya yang diperkirakan telah merenggut korban jiwa lebih dari 238 nyawa sehingga sangat menakutkan warga kejadian tersebut dapat terulang kembali.
“Suara warga Dusun Pancer sangat berharap kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat agar segera merespons potensi yang dipublikasikan oleh BMKG, yang wujudnya segera membangun jembatan jalur evakuasi tsunami yang pernah dijanjikan. Hal itu dirasa menjadi penting untuk mengurangi timbulnya korban jiwa ketika bencana gelombang stunami benar terjadi,” harap Boedi. (S Tarigan)