Aceh Tenggara, Demokratis
Ketua Abpdesi Kecamatan Deleng Pokison, T Bustami Lw Pangkat, Rabu malam (16/10/2019) sekira pukul 19:24 Wib di balai pengajian milik pribadi T Bustami, Kute Lawe Pangkat saat berbincang dengan Demokratis menceritakan lahan budidaya ikan di wilayah Kecamatan Pokison, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, terancam gagal panen.
“Masyarakat yang sekitar 80 persen menggantungkan usaha untuk menghidupi dan menafkahi keluarga dengan usaha berbudi daya ikan kini dilanda kekeringan,” kata T Bustami yang dikenal kesehariannya mengenakan kopiah putih tetap menghiasi rambut hitamnya serta jenggot terukir layaknya menyerupai pada masa Nabi-nabi utusan Allah. Kita tidak akan ragu dan percaya jenggot Nabi dan para sahabat pasti kebanyakan seperti jenggot T Bustami Lawe Pangkat.
“Wilayah Kecamatan Pokison, Aceh Tenggara, Provinsi Aceh kini butuh perhatian pemerintah,” kata T Bustami Lawe Pangkat yang juga diketahui sebagai Ketua Abpdesi di Wilayah Deleng Pokison. Ia juga dipercaya masyarakat setempat sebagai Kepala Desa Kute Lawe Pangkat, Aceh Tenggara.
Amatan Demokratis, dan rangkuman di Kecamatan Pokison Wilayah Deleng Pokison, mayoritas masyarakat menggantungkan hidup dengan usaha budi daya ikan.
Masyarakat pun sudah gundah-gulana dikarenakan krisis air yang tidak mengalir lagi di persawahan dan lahan budi daya ikan. Sehingga pusat perhatian penting diarahkan untuk masyarakat banyak itu.
Krisis air disebakan amblasnya bendungan saluran irigasi Salang Baru Pekison, Aceh Tenggara bakal menjadi tugas pihak pemerintah dan wakil rakyat terkhusus di Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
“Di Kecamatan Deleng Pokison Aceh Tenggara, lahan budi daya ikan dilanda krisis air, dikarenakan amblasnya bendungan saluran irigasi persawahan masyarakat bakal berimbas melanda lahan khusus di wilayah Pokison, sekitar enam desa,” terang T Bustami Lawe Pangkat.
T Bustami Lawe Pangkat sebagai Ketua Abpdesi di Kecamatan Pokison juga sudah menjadi kepala desa lebih dua tahun di Kute Lawe Pangkat, Agara, pada akhir ceritanya sembari mengutarakan dia ketahui dan memperlihatkan ke Demokratis salah satu mesin yang seharga hampir sepuluh juta. Kata dia, krisis air di lingkaran Pokison berpotensi 20 hektar gagal panen.
“Karena dalam kondisi air yang sangat tak stabil, sehingga bagi masyarakat yang budi daya ikan, alat kincir tambak mesin yang membantu oksigen pada ikan wajib disediakan, dan mesin kincir inipun, selain harganya yang jutaan juga arus listrik sangat boros. Tak yakin saya 5 persen pun pembudi daya ikan di wilayah Pokison ini bisa menyediakan,” ungkap T Bustami Lawe Pangkat sembari memperlihatkan mesin kincirnya di lahan kolam budi daya ikan milik T Bustami yang terletak di samping rumahnya di Kute Lawe Pangkat Pikison.
“Harapan kita, pemerintah bantulah kami ini yang menggantungkan usaha menghidupi keluarga dengan berbudi daya ikan. Mohon kepada bapak eksekutif dan legislatif buatkanlah karya Anda untuk kami yang berkolam ikan, agar tak lagi dilanda krisis air bendungan yang amblas di Desa Salang Baru sana. Mohon diperbaiki,” T Bustami Lawe Pangkat menutup kata. (Tim)