Indramayu, Demokratis
Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan Indramayu bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu menggelar upskilling workshop untuk tenaga pendidik Sekolah Dasar (SD) terkait Penyusunan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Tematik Mangrove.
Sebanyak 50 peserta dari 41 SD yang merupakan guru kelas 4, 5 dan 6 dari beberapa kecamatan yang berada di pesisir pantai Kabupaten Indramayu akan mengikuti kegiatan ini mulai 5 hingga 7 Januari 2022 di Gedung PWP RU VI Balongan.
Workshop pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove merupakan perwujudan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan untuk masyarakat. Demikian dikatakan Area Manager Communication, Relation and CSR PT. KPI Refinery Unit VI Balongan Imam Rismanto saat membuka kegiatan, Rabu (5/1/2022).
“Kegiatan hari ini adalah implementasi 2 dari 4 pilar CSR Pertamina, yakni Pertamina hijau dan Pertamina cerdas yang diharapkan bisa turut melestarikan alam,” kata Imam.
Ditambahkan Imam, Sekolah Mangrove yang diinisiasi RU VI ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Awalnya hanya dilakukan di 3 SDN di 4 kecamatan saja, namun kini sudah diadopsi oleh 41 SD di 12 kecamatan sebagai pelajaran muatan lokal.
Pada kesempatan tersebut, Imam mengatakan banyak sekali keuntungan yang bisa didapat dengan pelestarian tanaman mangrove. Selain bisa mencegah abrasi, juga bisa dijadikan potensi wisata yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat seperti Ekowisata Mangrove Karangsong.
“Mudah-mudahan selain bisa menjadi sarana transfer ilmu pengetahuan kepada siswa dan masyarakat, juga bisa memajukan kawasan pesisir dengan menjual potensi keindahan mangrovenya,” tambahnya.
Sementara itu Kasie kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Dirsono, yang hadir mewakili Kepala Dinas Pendidikan Indramayu pada kegiatan ini menyambut baik workshop yang digelar Pertamina Refinery Unit VI Balongan ini.
Dituturkan Dirsono, Indramayu yang memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Barat memang sudah seharusnya mampu menjaga ekosistem di sekitarnya termasuk tanaman mangrovenya yang banyak memiliki manfaat.
Dirsono menjelaskan, sejak dijadikannya Pendidikan Tematik Mangrove sebagai kurikulum muatan lokal pada tahun 2016 telah banyak memberikan dampak positif. Banyak anak-anak mulai paham pentingnya tanaman mangrove bagi bumi sehingga menumbuhkan kecintaan untuk menanam dan merawatnya.
“Melestarikan mangrove itu diniatkan sebagai ibadah. Mangrove juga mewakili unsur kebumian, jadi ilmu yang bapak/ibu ajarkan ke anak murid insya Allah juga menjadi amal ibadah,” tutupnya. (RT/Diskominfo)