Selasa, November 26, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Workshop PPGD untuk Awam Relawan Layad Rawat Dinkes Kota Banjar

Banjar, Demokratis

Workshop PPGD untuk Awam Relawan Layad Rawat merupakan program pembinaan untuk masyarakat awam tentang PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) 119 Program Layad Rawat dari Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Banjar di Graha Hotel Mandiri, dilaksanakan 26 – 28 Nopember 2019.

Dr Robi sebagai pelaksana kegiatan ini mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan terkait kesehatan masyarakat dengan cara penanggulan atau pertolongan pertama secara cepat terkait permasalahan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat berupa hal kejadian penanganan kecelakaan yang sangat membutuhkan pelayanan cepat sebelum tindakan medis seperti, rumah sakit, Puskesmas dan klinik.

“Mengapa kami melibatkan peran serta masyarakat awam agar masyarakat tahu dan bagaimana cara tindakan pertolongan pertama pada suatu kejadian kecelakaan atau bencana, dengan adanya Program Layad Rawat melalui pelayanan cepat kode akses 119, pelayan panggilan darurat, ini akan percepat penangan penolongan terhadap korban yang sering terjadi di lingkungan masyarakat seperti penaganan kecelakaan lalulintas, serangan jantung, kebakaran, atau bencana alam. Di sini para peserta diberi pendidikan dan wawasan tentangan PPGD sejak dini sebelum tindakan medis,” jelasnya, Rabu (27/11/2019).

Dr Robi menambahkan dengan kegiatan ini pihaknya akan membentuk satuan tim kode akses pelayanan kesehatan 119 (emergency). “Bentuk pelatihan bisa melibatkan dari beberbagai unsur seperti pemerintah, dokter dan perawat, masyarakat, organisasi masyarakat, media dan lainnya,” pungkasnya.

Sementara Dudi salah seorang peserta dari Kelurahan Hegarsari sangat merespon baik kegiatan seperti ini karena bisa memberi ilmu tambahan tentang penanganan pertolongan pertama pra tindakan medis.

“Kami pun bisa tahu tentang ilmu cara menolong korban kecelakan dengan patokan tiga faktor yaitu look atau melihat kondisi korban, feel atau rasa nyeri yang dirasa oleh korban,  move atau gerakan korban perlu diketahui agar dalam mengambil tindakan agar tidak salah penanganan selanjutnya agar nyawa korban tertolong,” kupasnya.

“Mudah-mudan ini menjadi ilmu buat kami sebagai masyarakat yang awam tentang kesehatan  dan tindakan pertolongan pra medis dan bisa bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat,” pungkas Dudi. (Jujun)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles