Untuk jenis mobil yang berfokus pada tenaga listrik, saat ini Tesla boleh dibilang merupakan pemain utama di industri tersebut. Ada juga beberapa nama dari Tiongkok misalnya BYD yang juga membesut mobil listrik dan cukup dikenal meski belum sebesar Tesla.
Berambisi untuk bisa saingan dengan Tesla, nama Tiongkok lainnya yang sudah dikenal dalam industri teknologi juga kini muncul. Dia adalah Xiaomi yang semakin siap bermain dalam pasar mobil listrik dengan baru-baru ini memberikan pengumuman ambisius.
Unit otomotif Xiaomi Corp., di Beijing, Tiongkok akan segera membangun fasilitas produksi kendaraan listrik mereka. Tak main-main angkanya, plant mobil listrik tersebut diklaim mampu memproduksi mobil listrik dengan kapasitas hingga 300.000 unit per tahun.
Pabrik baru yang akan difokuskan pada produksi kendaraan listrik dari smartphone itu jelas akan menunjukkan tonggak sejarah bagi perusahaan ketika benar-benar berjalan nantinya. Kabar tersebut dibocorkan oleh pemerintah Beijing dan diindikasikan bahwa pabrik tersebut akan dibangun dalam dua tahap.
Sebagai informasi juga, Xiaomi bukan perusahaan teknologi pertama yang mempertimbangkan ide untuk masuk ke produksi kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Apple, Huawei, dan beberapa perusahaan lain telah muncul dan juga punya rencana dalam pengembangan kendaraan listrik mereka.
Fasilitas manufaktur EV Xiaomi juga akan menjadi kantor pusat perusahaan untuk unit EV baru, penjualan, dan kantor penelitian di dalam Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Beijing, menurut sumber pemerintah.
Pabrik EV Xiaomi yang baru diproyeksikan akan mulai beroperasi pada tahun 2024 dan hingga USD 10 miliar atau setara Rp 143,5 triliun dan akan diinvestasikan oleh perusahaan dalam waktu 10 tahun untuk membawa divisi kendaraan listrik barunya segera mengaspal di pasar EV global.
Xiaomi sendiri diketahui telah mengalami pertumbuhan pesat di beberapa segmen model bisnisnya. Beberapa angka yang sangat kuat berasal dari produksi smartphone mereka secara global.
Capaian positif tersebut dan struktur bisnis teknologinya yang sudah matang diharapkan dapat membantu mempercepat pengembangan divisi EV-nya untuk profitabilitas yang berkelanjutan dan pengembalian investasi yang cepat.
Sebagaimana diketahui, Tiongkok sendiri sangat mengincar industri kendaraan elektrik. Industri ini diharapkan bisa jadi salah satu bagian untuk mengurangi emisi dan menjadi netral karbon pada tahun 2060.
Sebelumnya, perusahaan riset pasar Canalys menyebut, ada sekitar 1,1 juta kendaraan listrik terjual pada paruh pertama tahun ini atau hampir sebanyak yang terjual sepanjang tahun 2020. Tiongkok sendiri dilaporkan menjadi pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. (Rio)