Jakarta, Demokratis
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) bersama Kementerian Agama melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan di sejumlah daerah akibat situasi rawan imbas aksi demonstrasi.
Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, mengatakan kebijakan PJJ diambil untuk melindungi keselamatan siswa dan guru. Namun, pelaksanaan di lapangan perlu diawasi agar tetap berkualitas.
“Salus populi suprema lex, keselamatan warga adalah hukum tertinggi. Tapi kami mendorong agar PJJ tetap interaktif dan bermakna bagi murid. Karena itu, perlu ada monitoring sejak hari pertama,” kata Satriwan dalam keterangannya, Senin (1/9/2025).
3 Provinsi dan 20 Kota Terapkan PJJ
Menurut P2G, tiga provinsi telah menetapkan kebijakan PJJ lintas jenjang, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Selain itu, 20 kabupaten/kota juga mengikuti kebijakan serupa, antara lain Banda Aceh, Pekanbaru, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bogor (kabupaten dan kota), Bekasi, Sukabumi, Bandung, Majalengka, Tangerang Selatan, Tangerang, Yogyakarta, Banjarmasin, Surabaya, Kediri, Malang, Kendari, dan Makassar.
Namun di Depok, jenjang PAUD hingga SMP tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Satriwan menegaskan, pengawasan penting karena durasi PJJ berbeda-beda. “Ada yang 1–2 September, ada yang sampai 4 September, bahkan ada yang hanya sehari seperti madrasah di Jakarta,” ujarnya.
Sorotan di Tasikmalaya
P2G juga menemukan kebijakan yang dinilai membingungkan di Tasikmalaya. Berdasarkan surat Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII, siswa dan guru SMA/SMK tetap diwajibkan pulang pukul 17.00 WIB meski PJJ diberlakukan.
“Guru dan siswa mengeluh karena pulang lebih sore dari biasanya. Ini jelas memberatkan, terutama bagi guru yang sudah berkeluarga maupun siswa yang rumahnya jauh,” kata Satriwan.
P2G menegaskan evaluasi PJJ perlu dilakukan agar kebijakan tidak menambah beban baru bagi guru dan siswa, melainkan benar-benar melindungi keselamatan mereka. (Albert S)