Kamis, Oktober 30, 2025

Komisi I DPR Dukung Prabowo Jadikan Maung Mobil Nasional

Jakarta, Demokratis

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, TB Hasanuddin setuju dengan rencana Presiden Prabowo Subianto ingin mobil Maung produksi PT Pindad menjadi mobil nasional.

Ia berharap, Presiden bisa mewujudkan rencana tersebut, karena selama ini Indonesia belum memiliki mobil yang benar-benar lahir dari kemampuan industri dalam negeri.

“Saya kira sangat bagus. Dalam sejarah otomotif kita, Indonesia belum pernah punya mobil nasional. Dulu ada Timor, tapi itu dari Korea. Bimantara juga dari Hyundai. Pak Habibie sempat merencanakan mobil Maleo, tapi tidak jadi. Terakhir Esemka, tapi sekarang juga tidak ada. Jadi, saya berharap Presiden bisa mewujudkan mobil Maung sebagai mobil nasional,” ujar Hasanuddin kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).

Hasanuddin pun setuju apabila Maung Pindad segera diproduksi massal. Namun, ia mengingatkan bahwa produksi massal Maung perlu disertai dengan konsep besar yang matang, termasuk strategi pemasaran dan sistem purna jual di seluruh daerah.

“Kalau nanti Maung diproduksi massal, tentu harus ada konsep besar, marketing dan jaringan purna jualnya harus siap. Penjualan suku cadang juga penting, terutama di daerah. Saya kira Pindad cukup mampu membuat sebagian besar komponennya karena mereka punya divisi otomotif sendiri,” jelasnya.

Menurut Purnawirawan TNI tersebut, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mobil Maung tidak harus langsung mencapai 100 persen. Yang penting, kata Hasanuddin, Maung menjadi simbol nyata karya anak bangsa yang membanggakan Indonesia.

“Walaupun mungkin kandungannya belum 100 persen dalam negeri, itu tidak masalah. Tidak ada satu pun produk otomotif di dunia ini yang sepenuhnya buatan dalam negeri. Yang penting, Maung harus menjadi karya anak bangsa yang membanggakan Indonesia,” kata Hasanuddin.

“Apalagi Maung punya keunggulan ganda, bisa dipakai untuk versi sipil maupun militer. Saya pernah naik, untuk kelas jeep, cukup bagus,” sambung Legislator dari Dapil Jawa Barat IX itu.

Lebih lanjut, Hasanuddin menilai, dari sisi pertahanan dan kemandirian industri, keberadaan Maung sangat penting karena dapat menjadi tonggak awal kemandirian industri otomotif nasional yang kompetitif.

“Kalau ada produk Indonesia sekelas jeep dan harganya kompetitif dibanding mobil luar, itu akan jadi keunggulan tersendiri. Ke depan, kelas jeep ini bisa dikembangkan menjadi angkutan sedang dengan sedikit modifikasi. Potensinya besar, dan kita patut bangga serta berdoa agar program ini berhasil,” ungkapnya.

Ia juga menilai, peluang kolaborasi dengan pihak swasta, baik dalam maupun luar negeri, tetap harus terbuka untuk memperkuat kualitas dan daya saing produk.

“Produk berteknologi tinggi memang sulit dikerjakan sendiri. Bahkan pesawat Boeing pun tidak sepenuhnya dibuat sendiri. Jadi, kolaborasi dengan swasta dalam negeri maupun asing sangat mungkin dilakukan, selama tujuannya memperkuat industri nasional,” terangnya.

Sementara terkait pembiayaan, anggota Komisi DPR yang membidangi urusan pertahanan itu menjelaskan bahwa kendaraan untuk kebutuhan militer akan dibiayai melalui anggaran pertahanan. Sedangkan untuk versi sipil, perlu melibatkan pihak swasta agar tidak membebani keuangan negara.

“Untuk kendaraan militer, biayanya berasal dari anggaran pertahanan. Sementara versi sipil sebaiknya melibatkan pihak swasta agar proses produksi dan penjualannya bisa menjangkau pasar lebih luas,” paparnya.

Hasanuddin berharap, rencana Presiden Prabowo menjadikan mobil Maung sebagai mobil nasional berjalan lancar. Ia pun menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini akan menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia.

“Yang penting kita dukung bersama. Ini kebanggaan kita punya kendaraan nasional yang benar-benar karya anak bangsa. Mudah-mudahan sukses dan bisa menjadi kebanggaan Indonesia,” pungkasnya. (EKB)

Related Articles

Latest Articles