Aceh Barat, Demokratis
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat hingga Senin, 1 Desember, masih meliburkan aktivitas belajar mengajar di 32 sekolah dasar yang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai lebih dari satu meter.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Barat Husensah mengatakan seluruh sekolah yang terendam masih dalam proses pembersihan.
“Sampai dengan saat ini lokasi sekolah yang terendam banjir masih diupayakan pembersihan oleh pemerintah daerah. Sementara ini aktivitas sekolah belum bisa dilaksanakan,” ujar Husensah di Meulaboh, Senin (1/12/2025).
Ia menambahkan, pemerintah daerah juga menunda pelaksanaan ujian semester bagi ribuan siswa di 32 SD terdampak, yang semestinya dimulai pada 1 Desember. Jadwal ujian akan digeser ke Kamis, 4 Desember, setelah proses pembersihan selesai.
Untuk siswa dari sekolah yang hancur akibat banjir bandang, lokasi ujian nantinya akan dipindahkan ke sekolah lain yang aman.
Husensah menyebut dua sekolah yang rusak parah akibat terseret arus sungai adalah SDN Alue Lhok dan SD Sikundo di Kecamatan Pante Ceureumen. Kerusakan menyebabkan aktivitas pendidikan terhenti total.
“Bangunan yang tersisa hanya sedikit dan kini berada di pinggir aliran sungai karena lahan sekolah sudah banyak yang tergerus,” katanya.
Selain dua sekolah yang hancur, sebanyak 30 SD di 10 kecamatan di Aceh Barat juga terendam banjir dan lumpur. Kondisi ini membuat kegiatan belajar mengajar belum dapat berlangsung sementara waktu.
Banjir luapan dan banjir bandang turut merusak berbagai sarana belajar seperti meja, kursi, buku pelajaran, alat peraga, ruang kelas, hingga peralatan elektronik.
Dinas Pendidikan Aceh Barat telah melaporkan kerusakan tersebut kepada pemerintah daerah dan pemerintah provinsi untuk mendapatkan penanganan lanjutan. Hingga kini pendataan terhadap sekolah menengah pertama (SMP) yang terdampak banjir masih terus dilakukan. (Tmr)

