Selasa, November 26, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Rencana Riyadh Menjadi Pusat Budaya Timur Tengah

Saya belum banyak tahu. Dalam benak saya mungkin banyak orang juga tak tahu seperti saya tentang mega proyek yang diluncurkan Fahd Al-Rasheed, Presiden Komisi Kerajaan untuk Kota Riyadh. Mengingat pentingnya kota itu sebagai kota pemerintahan Kerajaan yang kaya minyak itu dengan peran Khadimul Haramain kota suci umat Islam sedunia yaitu Mekkah dan Madinah.

Luar biasa memang dan menarik tentu saja. Pembangunan kota dalam persfektif budaya trasformatif masa depan. Ini ditorehkan dalam rencana Riyadh menjadi pusat budaya Timur Tengah.

Hal itu tercermin pada sisi budaya. Seperti kita ketahui Arab Saudi meluncurkan rencana mega proyek bernilai budget setara dengan Rp 104.000 triliun ($ 800 miliar). Tujuannya untuk menggandakan atau ukuran Riyadh pada dekade berikutnya menjadi kota yang megah dan indah dengan mengubahnya menjadi pusat ekonomi, sosial dan budaya untuk wilayah tersebut.

Tekad itu selaras dengan mengimplementasikan maksud itu diuraikan melalui strategi ambisius untuk ibu kota itu diungkapkan oleh Fahd Al-Rasheed, Presiden Komisi Kerajaan untuk Kota Riyadh, yang berkaitan dengan pengembangan dan strategi perkotaan.

“Riyadh sudah menjadi mesin ekonomi yang sangat penting bagi Kerajaan, dan meskipun sudah sangat berhasil, rencananya sekarang di bawah visi 2030, adalah untuk benar-benar mengambil jalan lebih jauh, untuk menggandakan populasi menjadi 15 juta orang,” katanya kepada Arab News. (Arab News Daily July, 6th 2020).

Ia mengatakan: “Kami telah meluncurkan 18 mega proyek di kota ini, bernilai lebih dari SR1 triliun, lebih dari $ 250 miliar, untuk meningkatkan kehidupan dan memberikan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi sehingga kami dapat menciptakan lapangan kerja dan menggandakan populasi dalam 10 tahun. Ini adalah rencana penting dan seluruh kota bekerja untuk memastikan ini terjadi.”

Dalam rencana pihaknya mencairkan sekitar $ 250 miliar dalam investasi diharapkan dari sektor swasta, dengan jumlah yang sama dihasilkan oleh peningkatan aktivitas ekonomi dari pertumbuhan populasi, keuangan dan perbankan, pariwisata budaya dan gurun, dan acara-acara rekreasi.

“Kita juga harus memastikan pertumbuhan dikelola dengan baik, sehingga akan ada fokus pada transportasi dan logistik, termasuk metro Riyadh yang akan dibuka pada awal tahun depan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas,” kata Al-Rasheed.

Ia mengaskan bahwa rencana tersebut melibatkan penciptaan “zona industri besar” yang berfokus pada teknologi canggih seperti energi terbarukan dan otomatisasi, dan bioteknologi dan aquaponik. Fitur utama lainnya adalah keberlanjutan, dengan konservasi energi, ekonomi karbon melingkar dengan penekanannya pada pengurangan emisi, dan pengelolaan air, semua prioritas.

“Anda akan melihat 7 juta pohon ditanam di Riyadh dalam beberapa tahun mendatang, dan Taman Raja Salman akan lebih besar dari Taman Hyde di London,” kata Al-Rasheed.

Ia juga sempat membentangkan gambaran singkat atau highlight dengan unsur utama projek tersebut, yaitu:

Pertama berupa 18 mega proyek telah diluncurkan senilai lebih dari $ 250 miliar.

Kedua, proyek penghijauan sebanyak 7 juta pohon ditanam di Riyadh dalam beberapa tahun mendatang.

Ketiga, pembangunan King Salman Park akan lebih besar dari Hyde Park di London. Tiga poin di atas ini merupakan fokus proyek.

Dengan nada optimis penuh Presiden Komisi Pembangunan Kota Riyadh tersebut bahwa Ibu Kota Kerajaan Saudi Arabia itu juga bertujuan untuk menjadi pusat seni dan budaya Timur Tengah. Sebuah gedung opera sedang dipertimbangkan, serta pertunjukan seni publik dengan 1.000 karya ditugaskan dari seluruh dunia. “Kami belum melihat yang seperti itu sejak Renaissance Florence,” kata Al-Rasheed.

Menurut dia, ada rencananya akan membahas detail di masa dekat ini pada pertemuan online yang menghubungkan Riyadh dengan Houston Amerika Serikat. Modal minyak Texas menderita lonjakan baru dalam kasus corona virus dan pandemi akan menjadi agenda. “Kami ingin berurusan dengan yang satu ini, tetapi juga siap untuk yang berikutnya,” kata Al-Rasheed.

Akhirnya hemat penulis pembangunan ini coba menjawab budaya dengan unsur pembangunan modern dan dalam tarikan satu nafas motivasi ekonomi. Intinya adalah transformasi budaya sosial ekonomi masa depan.

Jakarta, 7 Juli 2020

*) Penulis adalah Doktor Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles