Dairi-Sumut, Demokratis
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Resoalon Lumban Gaol ditemani pengurus, Halvensius Tondang yang juga Wakil Ketua DPRD, Halvensius Tondang di Sidikalang, mengatakan sangat menyesalkan perpecahan antara Bupati/Wakil Bupati Eddy Kelleng Ate Berutu-Jimmy AL Sihombing.
“Sangat disesalkan,” kata Resoalon.
Seyogianya, pasangan ini fokus bagaimana mewujudkan visi misi hingga membawa kehidupan rakyat ke arah yang lebih baik. Salah satunya adalah melalui solidaritas.
Diutarakan, sikap Jimmy di acara pelantikan pimpinan OPD di Balai Budaya Sidikalang, Selasa (7/7/2020) menunjukkan bahwa kondisi ini sudah parah. Satu pesan positif yang perlu diambil dari peristiwa tersebut, bahwa mereka harus kembali akur dan mensyukuri berkat Tuhan melalui amanah yang diberi masyarakat.
Khusus kehadiran Jimmy di tengah agenda, Resoalon mengapresiasi karena menyampaikan pendapat secara elegan. Tujuannya menjalin koordinasi demi pelaksanaan visi misi. Jimmy tetap mengatakan acara dilanjutkan.
Diterangkan, kalau ‘pekong’ ini berkepanjangan, kepercayaan rakyat akan berkurang.
Bagaimana bicara harmoni ke masyarakat kalau keduanya notabene satu kesatuan tidak kompak?
Perlu Belajar
Salah satu contoh dampak keretakan tersebut kata Resoalon, pimpinan SKPD bakal sulit mengambil suatu kebijakan mengingat mereka harus memperhatikan bagaimana respons pimpinan. Apa kata Bupati, lalu apa kata Jimmy? Itu juga bakal berdampak ke pelayanan publik termasuk pembangunan.
“Perpecahan itu jelas merugikan rakyat,” tandas Resoalon. Sebagai salah satu partai pendukung pada Pilkada 2018, Resoalon menyebut, akan memfasilitas pertemuan keduanya. Seandainya ada yang tidak mau, rakyat akan melihat siapa yang egois.
Eddy-Jimmy, kata Resoalon, perlu banyak belajar kepada pasangan kepala daerah di antaranya Bupati Samosir dan Toba. Bahkan, berguru kepada manajemen kepemimpinan MP Tumanggor-Johnny Sitohang dan Johnny Sitohang-Irwansyah Pasi.
“Masih jauh tertinggal dibanding kebersamaan Johnny-Irwansyah,” ujar Resoalon.
Belajarlah saling menghargai dan mengerti kamar atau kewenangan masing-masing.
Ditambahkan, disharmoni ini tidak terlepas dari peran Sekretaris Daerah Leonardus Sihotang yang tidak mampu sebagai motor strategis tim eksekutif. Leonardus perlu banyak belajar kepada Sekda terdahulu. Sekda punya tanggung jawab dan peran penting dalam perjalanan pemerintahan.
Sekda di era RE Nainggolan, Maddin Sihombing dikenal cakap. Mereka dekat ke bawahan dan patuh aturan serta bisa menjalin kemitraan dengan legislatif. Keberhasilan pimpinan sangat ditentukan sejauh mana Sekda bekerja maksimal. (Puridin Pandiangan)