Jakarta, Demokratis
Kejadian pelemparan tiga bom molotov di PAC Sekretariat PDI Perjuangan di Cileungsi, Bogor, pekan lalu, dinilai Sekjen PDI P sebagai bentuk teror.
Sekjen PDI Perjuangan sendiri tidak menyebut latar belakang dan siapa pelakunya. Yang tampak di rumah pengurus PAC adalah botol bekas terbakar dan bekas jilatan api yang sudah menjadi karbon arang pada dinding tembok pemilik rumah.
Ia kembali menyatakan partainya tidak pernah tunduk dengan aksi teror dan minta hukum harus ditegakkan.
Namun siapa yang melakukan dari teror itu juga tidak ditunjuk hidung langsung oleh Sekjen PDI Perjuangan.
Ketua Umum PDI Perjuangan sampai sekarang belum tampak tanda-tanda akan mengunjungi rumah kadernya yang jadi korban bom molotov yang tidak jauh dari Jakarta.
Di sisi lain, Sekjen PDI Perjuangan mengklaim partainya partai grass roots yang tidak kenal mundur dan takut.
“Makanya, PDI Perjuangan mengecam keras aksi pelemparan tiga bom molotov di Sekretariat PAC Cileungsi, Kabupaten Bogor,” katanya.
Menurutnya, pelemparan bom molotov adalah tindakan pengecut, dan memiliki motif ideologis. Serangan ke kantor PAC adalah serangan atas demokrasi, serangan terhadap nilai kemanusiaan, dan serangan atas tatanan kehidupan masyarakat yang mendambakan hidup tenteram.
“Sikap PDI Perjuangan masih sangat kokoh. Dan teror itu tak akan dapat menyurutkan semangat juang kami. Terlebih atas penghormatan masyarakat Indonesia yang menegaskan PDI Perjuangan sebagai Partai Nasionalis Soekarnois,” tambahnya.
“PDI Perjuangan partai grass roots, tidak kenal mundur dan takut,” tukasnya pula.
Dikatakan, keteguhan sikap Partai di dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara telah teruji.
“PDI Perjuangan memiliki akar sejarah kuat dengan PNI yang telah berjuang jauh sebelum republik ini berdiri. Partai telah digembleng oleh sejarah. Seluruh kekuatan grass roots partai terus bekerja keras dan membantu rakyat di dalam ikut menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat tanpa kecuali,” klaimnya.
“Karena itu tindakan teror tidak boleh dibiarkan terjadi. Mereka yang telah menganggu ketentraman masyarakat harus ditindak, dan hukum tidak boleh kalah dengan berbagai bentuk aksi teror yang anti ketuhanan dan anti kemanusiaan,” kata Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDI Perjuangan di Jakarta tak lama seusai peringatan 27 Juli 2020, yang pesannya beredar lewat sosial media.
Tolak Neo PKI
Mulai pekan ini baliho menolak Neo PKI sudah muncul di Jakarta.
Penentang Neo PKI yang banyak berseliweran di dunia virtual sejak munculnya RUU HIP. Sudah mulai menampakkan secara fisik dalam bentuk baliho di ibukota Jakarta dengan isu sama menantang Neo PKI.
Yang istilah awalnya beredar di sosial media kemudian berkembang dengan menolak PKI Perjuangan.
Spanduk menentang Neo PKI muncul di Jalan Mayjen Sutoyo Cawang, Jakarta, Kamis (6/8/2020).
Dalih yang dipakai di sosmed, pertama menyebutkan akan kekawatiran mereka seiring dengan semakin besarnya investasi Beijing, China dan masuknya tenaga kerja dari Beijing, China yang menganut Komunis.
Kekawatiran lain muncul, supaya agar jangan sampai Komunis bergerak senyap. (Erwin Kurai)