MR Bendahara Dinas Kominfo Aceh Tenggara Seperti Kucing Bertanduk
Aceh Tenggara, Demokratis
Oknum PNS yang mengemban tugas sebagai Bendahara Pengeluaran Keuangan anggaran berinisial MR Bendahara di Dinas Komunikasi Informatika (Kominfo) Aceh Tenggara, berulah. Layaknya berkelakuan sekelas anak TK karena awal mulanya mencak-mencak. MR Bendahara Kominfo miskin moral dan etika itu, berawal dari hadirnya dua awak media di rumah pribadinya. Merasa keberatan dan tak senang, jika awak media hendak mengunjungi dirinya dengan alasan ini bukan urusan dinas, sudah larut malam.
“Lagian aku nggak ada berhutang dengan kalian, ngapain kalian datang-datang ke mari,” kata MR sembari merasa bahwa kedua awak media itu datang tanpa alasan dan tak ada kesepakatan untuk bertemu dengan ke dua media itu di rumahnya.
MR diketahui bendahara tunggal di intansi Dinas Komimfo Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
Sikap sombong dan arogan yang ditunjukkan oknum PNS itu di rumah milik pribadinya di Jalan Lawe Gorgor Kecamatan Ketambe, Agara, Kamis (10/10/19) sekira pukul 07.50 malam menjelang waktu isa.
Salah satu awak media yang menceritakan kelakuan buruk oknum PNS MR yang tak tahu tugas pokok dan fungsinya, di akhir beranjaknya ke dua media itu dari rumah dia dikarenakan sikap MR yang pertotonkan kearoganan, kesombongan, pada akhir, dia memanggil ke dua media itu (MN) dan (ND) dengan begitu sombongnya.
MR dengan tangan kiri, terlihat tangan kiri dia sedang memenga telepon, dan MR berkata, “Ini si (ID) kau dengarkan apa yang dia sebut”. Sembari meyodorkan HP miliknya ke kuping salah satu awak media itu. ID diketahui penjabat teras pada Dinas Komunikasi Informatika (Kominfo) Aceh Tenggara yang juga bertugas sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPTK) pada anggaran pembayaran kliping koran di Agara.
ID lewat telpon berkata, “Kenapa pun kalian datangi di di rumah, kan tau kin kalian kalau aku PPTK yang kalian susul sama si MR itu, sembari menyebut. Uang untuk kliping pada MR belum ke dia,” ungkap (ID) lewat telpon yang disodorkan MR ke salah satu awak media. Posisi yang sudah tak enak dan tak yaman, dalam posisi ke dua media itu yang sedang berada di atas roda dua, perbicangan dengan ID di akhiri singkat.
Yang sadisnya lagi sang bendahara yang tak tahu diri itu dengan sopan dan tata kerama pun sang bendahara disapa oleh media. “Kita berangkat, pak,” sebut salah satu media. Sahut MR dengan kata kasar, isi sahutannya mengisyaratkan agar ke dua media itu enyah dari hadapan dia selamanya. Kira-kira seperti itulah sahutan akhir si oknum Bendahara MR yang merasa hebat. Mengisyaratkan jika ke dua media yang baru saja dia sepelekan itu, bakal tak bisa terjadi yang sebaliknya.
Amatan Demokratis dengan kelakuan MR baik memperlakukan dan melayani awak media yang berkunjung di rumahnya itu seakan lagak kesombongan dia itu akan membuat ke dua media itu akan diam, baik ketakutan dengan diamati gayanya ketika berang MR ke datangan media terlihat tangan MR sudah benar-benar gram. Selain itu, MR juga miskin moral itu sudah mengepalkan ke dua tangannya seakan siap menabok-menampar ke dua media itu, yang datang ke rumah dia.
MR diketahui jika mau marah baik mau bagaimanapun kumis dia yang tebal, bakal naik turun. Konon lagi MR memang sudah benar-benar marah, coba kita bayangkan posisi kumis dia yang tebal itu naik turun begitu cepatnya.
Sempat juga ke dua media itu tertawa terbahak-bahak meceritakan kejadian ini.
Ke dua awak media korban keganasan MR itu sembari membayangkan kelakuan MR yang saat berang, mencak-mencak, tambah lagi kumis tebal si MR yang naik turun begitu cepatnya, hingga berujung goyonan menarik untuk diceritakan.
Kedua awak media itu menyebut sunguh lucu dan memang sangat layak oknum PNS MR ini untuk ditertawai sekelas Bendahara Kominfo yang begitu sombong dan arogan, dengan awak media dan yang paling lucu lagi MR itu layaknya lebih pantas bekerja di bangunan saja, sebagai kuli.
Pasalnya, MR yang tak sadar dan tak tau jika tugas dia bendahara. Apa kedisplinan ke kantor bagaimana, yang paling lucu lagi, si MR tak tau benar bahwa menjadi bendahara juga ada aturan dan peraturan, memang sangat lucu benar jika kita bahas oknum PNS yang bertugas sebagai bendahara ini.
Makin lama SDM dia terlihat semakin buruk. Berdasarkan keterangan salah satu awak media yang menjadi korban arogan dan kesombongan MR di rumah dia menceritakan sebab dan sampainya mereka di kediaman pribadi MR Lawe Gorgor Ketambe itu. Kuat alasan tujuan salah satu media itu, konfirmasi dengan sang bendahara MR media konfirmasi anggaran biaya kliping koran TA 2019 bagian Juni-Juli-September 2019, apakah sudah terialisasi, pantaskah MR berkelakuan sekelas anak TK.
Jika dia tak tau tugas fungsi dia selaku bendahara yang seharusnya membayar anggaran media pada kantor Dinas Kominfo Agara bahkan dinas tersebut bisa dikatakan di RKA yang lebih berpotensi lebih besar untuk pembayaran kliping koran.
Nah, yang menjadi pertayaan, kenapa si oknum PNS bertugas sebagai bendahara itu berang ketika media datang untuk konfirmasi anggaran kliping koran, kalaupun dia beralasan urusan dinas.
Hal anggaran kliping tak elok jika media konfirmasi di rumah dia. MR tak bisa ditelepon, tak bisa dijumpai di kantor. Terus jumpai dia kemana?
Kita akan pantau ke depan, baik dari kemaren-kemaren, seberapa betahkah, dan rajinkah si MR berhadir di Kantor Dinas Komunikasi Iformatika (Kominfo). Setahu kami si otak TK itu lebih rutin menjalankan tugas di luar kantor, nyaris setiap jam dinas MR tak ada ditemui di kantor Kominfo, kalaupun media konfirmasi di rumah milik pribadi dia.
Sebatas tidak menggangu dan waktu apa dasar dia keberatan. Kemaren-kemaren ditelepon HP tak aktif, jumpain dia di kantor layak seperti jumpa dengan kucing bertanduk.
“Kita akan buktikan yang mana benar dan salah ke depan dalam sikap si MR yang sok hebat ini,” ujar salah satu media korban arogan sombongnya si MR Bendahara Kominfo Agara yang dituding SDM sekelas TK itu. (Tim)