Jakarta, Demokratis
Pembelajaran yang terintegrasi dengan perangkat teknologi digital akan menjadi ciri khas pembelajaran masa depan.
Pada masa pandemi ini, banyak yang menawarkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi sebagai media ajar, tetapi tidak banyak yang mengintegrasikan teknologi dan pedagogi atau metode ajar dengan baik.
Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM) Laksmi Mayesti mengatakan belajar daring bisa sangat engaging, menyenangkan, dan bermakna.
Kuncinya ada pada kreativitas yang dibangun tenaga pengajar. “Semua pengajar Sekolah Murid Merdeka dituntut selalu mengembangkan kreativitas, agar peserta didik dapat berinteraksi secara terbuka, baik dengan guru maupun teman-temannya,” ungkapnya dalam keterangan pers diterima, Minggu (6/6/2021).
Laksmi menambahkan keberadaan sekolah berkualitas relatif masih terbatas, biasanya hanya terkonsentrasi di kota-kota besar. Seringkali orangtua siswa merasakan bahwa sekolah yang mereka harapkan jauh dari tempat tinggalnya.
Seandainya bisa diakses, sekolah itu kurang fleksibel, dan belum sampai tingkat mengukur kebutuhan anak, atau berpihak pada anak.
Untuk itu, lanjut dia, sejak awal bahkan sebelum pandemi, SMM sudah menginisiasi model pembelajaran blended learning, yaitu metode yang menggabungkan pembelajaran daring dan pembelajaran offline atau tatap muka langsung.
“Rencana pembelajaran di SMM sudah termasuk pilihan pembelajaran online dan tatap muka langsung,” katanya.
Lebih lanjut Laksmi menambahkan, SMM menawarkan fleksibilitas. Hal itu karena pihaknya percaya setiap anak punya kebutuhan yang berbeda, dan punya konteks belajar yang berbeda juga.
Sebagai pendidik punya kewajiban merespons kebutuhan belajar anak, termasuk merespon konteks belajar yang ada di sekitar anak. Terlebih, SMM didirikan untuk mengubah miskonsepsi bahwa bisa belajar dari mana saja, Pendidikan yang berkualitas harus merata dan bisa diakses semua anak di Indonesia.
“Berkat bantuan teknologi informasi, murid-murid SMM, tersebar dari Aceh hingga Papua,” ujar Laksmi.
Meskipun metode pembelajaran online bisa diterapkan sepenuhnya, Laksmi juga berharap pembelajaran tatap muka secara langsung sudah bisa dilakukan pada tahun ajaran baru mendatang.
Bahkan SMM juga menyiapkan delapan sekolah satelit di delapan kota, antara lain di Bandung, Depok, Tangerang, Surabaya serta beberapa kota besar lainnya.
“SMM siap seandainya pelaksanaan belajar sudah diperbolehkan dengan tatap muka langsung, tentunya dengan pendekatan belajar yang tak kalah seru dan menyenangkan,” tutupnya. (Red/Dem)