Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Kartu Merah Paling Unik di Piala Dunia

Timnas Argentina pernah memiliki pemain bernama Claudio Caniggia selama era 1990-an hingga awal 2000-an. Posisi aslinya adalah penyerang, tapi rupanya dia juga lumayan lihai ketika diminta melakoni peran gelandang serang. Caniggia merupakan pilar Argentina di Piala Dunia 1990 dan 1994. Sempat absen pada edisi 1998, pemain yang identik dengan gaya rambut panjang ini kembali masuk skuat Tim Tango di putaran final Piala Dunia 2002.

Ironisnya, Caniggia gagal memanfaatkan kesempatan tersebut buat menampilkan permainan terbaik. Masalah kebugaran memaksa ia mesti mengubur mimpi membela Argentina dalam dua partai awal fase grup menghadapi Nigeria dan Inggris.

Pada pertandingan pamungkas kontra Swedia, yang menentukan hidup dan mati Argentina di Piala Dunia 2002, Caniggia tercantum dalam daftar penghuni bangku cadangan. Dia berpeluang mencatat comeback sebagai pemain pengganti di babak kedua.

Namun, bukannya masuk lapangan, Claudio Caniggia malahan harus pergi meninggalkan bench Argentina sebelum benar-benar menginjakkan kaki di rumput Stadion Miyagi, Jepang, 12 Juni 2002.

Alasannya tak lain karena Caniggia menerima kartu merah pada pengujung babak pertama. Dia dinilai berlaku keterlaluan dalam melancarkan protes terhadap keputusan wasit Ali Bijsaim asal Uni Emirat Arab.

Bijsaim menghadiahi Swedia tendangan bebas setelah beranggapan pemain Argentina melakukan pelanggaran. Emosi yang tersulut melihat kejadian itu membuat Caniggia langsung berteriak kemudian ‘menyemprot’ ofisial pertandingan dengan kata-kata kasar.

Tak pelak, wasit Bijsaim yang berada tak jauh dari bangku cadangan Argentina langsung mencabut kartu merah dari sakunya untuk mengusir Caniggia. Sejarah baru tercipta, meski pun bukan hal yang patut dibanggakan.

Claudio Caniggia merupakan penghuni bangku cadangan pertama yang menerima kartu merah di saat belum sedetik pun menginjakkan kaki di atas lapangan. Rekor ini masih bertahan hingga gelaran Piala Dunia terkini (2018).

Duel Swedia versus Argentina sendiri berakhir imbang 1-1. Gol tendangan bebas Anders Svensson pada menit ke-59 berhasil dibalas Hernan Crespo menjelang bubaran melalui kecerdikan meneruskan bola pantul sepakan penalti Ariel Ortega yang gagal.

“Sukses mengimbangi Argentina lalu melaju ke fase gugur dengan predikat juara grup sungguh fantastis buat kami. Semakin terasa istimewa karena saya menyumbangkan gol via tendangan bebas. Itulah momen terindah dalam hidup saya,” cetus Anders Svensson.

Terburuk Hasil tersebut mengakibatkan Argentina tersingkir lebih dini dari Piala Dunia 2002 lantaran cuma mengoleksi empat poin berbebkal sekali menang atas Nigeria dan imbang dengan Swedia. Hernan Crespo dkk menempati peringkat ketiga Grup F di bawah Swedia dan Inggris.

Banyak orang beranggapan sepak terjang Argentina kala itu merupakan yang paling buruk sepanjang sejarah. Inilah kali ketiga Tim Tango tersingkir di fase grup setelah edisi 1958 dan 1962. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles