Senin, September 30, 2024

Bupati Jeneponto Secara Resmi Buka Kegiatan Aksi III Rembuk Stunting

Jeneponto, Demokratis

Bupati Drs H Iksan Iskandar MSi buka secara resmi kegiatan aksi III rembuk stunting di Gedung Kalabbirang, Rabu (30/6/2021).

Stunting merupakan salah satu momok yang masih menghantui anak-anak, diperkirakan sekitar tiga dari 10 anak atau sekitar 30,8 persen anak-anak Indonesia mengalami stunting.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa stunting adalah ketidakmampuan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal akibat status gizi yang buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tak mencukupi.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Sulawesi Selatan Dr Andy menyebut implikasi dari kekerdilan bukan hanya berkaitan dengan tinggi badan anak saja tetapi stunting dapat memengaruhi banyak aspek yang bisa memberi dampak jangka panjang bagi kualitas hidup anak di kemudian hari, beberapa di antaranya adalah skor IQ yang lebih rendah sekitar 6-11 poin dan risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit tidak menular.

“Selain menghambat tumbuh kembang anak dan rentan terhadap penyakit, stunting juga mempengaruhi perkembangan otak yang membuat tingkat kecerdasan anak tidak maksimal,” jelas Dr Andy.

Ia menambahkan bahwa stunting pada anak berusia di bawah lima tahun (Balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional.

“Perbandingan tinggi badan terhadap usia seringkali menjadi acuan untuk menentukan apakah seorang anak mengalami kekerdilan atau tidak,” ujar Dr Andy.

Sementara itu, Bupati H Iksan Iskandar didampingi Letua Tim Penggerak PKK Hj Hamsiah Iksan SE dalam sambutan menyebut kegiatan rembuk stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan permasalahan yang ada, rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan intervensi penurunan stunting yang dilakukan bersama-sama antara perangkat daerah (PD), penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non pemerintah dalam upaya percepatan pencegahan stunting.

“Saya berharap output dari kegiatan rembuk stunting ini dapat melahirkan komitmen bersama penurunan stunting khususnya di 20 desa/kelurahan yang menjadi lokus,” ujar Bupati.

Di sambutan yang sama Bupati menambahkan perlunya rencana kegiatan intervensi gizi yang terintegrasi terhadap penurunan stunting disepakati oleh lintas sektor dan dimuat dalam RKPD (rencana kerja perangkat daerah).

“Hasil kegiatan rembuk stunting ini menjadi dasar gerakan penurunan stunting melalui integrasi program/kegiatan yang dilakukan antar perangkat daerah sebagai penanggung jawab layanan dan partisipasi masyarakat,” tutup Bupati.

Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Duta Stunting Hj Hamsiah Iksan SE, Ketua Komisi IV DPRD H Kaharuddin, Kepala Bappeda Jeneponto Drs H Masri MPd, Sekretaris Dinas Kesehatan, kepala Puskesmas, serta ketua tim penggerak PKK kecamatan dan desa se Kabupaten Jeneponto. (Syarifuddin Awing)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles