Rabu, November 27, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Hari Polisi Wanita, Berawal dari Enam Perempuan

Setiap tanggal 1 September, Indonesia memperingati Hari Polisi Wanita atau Hari Polwan. Dipilihnya tanggal 1 September sebagai Hari Polwan terkait dengan enam perempuan pertama yang menjalani pendidikan kepolisian di Indonesia.

Dibentuknya Polwan berasal dari kesulitan-kesulitan pemeriksaan korban, tersangka ataupun saksi wanita terutama pemeriksaan fisik dalam menangani kasus. Saat itu para polisi sering kali meminta bantuan para istri dan pegawai sipil wanita untuk melaksanakan tugas pemeriksaan fisik.

Melihat keadaan tersebut, organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi mengajukan usulan kepada pemerintah agar wanita diikutsertakan dalam pendidikan kepolisian. Cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera yang berkedudukan di Bukittinggi memberikan kesempatan mendidik wanita-wanita pilihan untuk menjadi polisi. Pada 1 September 1948, secara resmi disertakan enam siswa wanita. Mereka adalah Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotj, Djasmainar dan Rosnalia Taher.

Keenam wanita tersebut mengikuti pendidikan inspektur polisi bersama dengan 44 siswa laki-laki di SPN Bukittinggi. Keenam wanita tersebut juga menjadi perintis Polwan di Indonesia. Sayangnya pada 19 Desember 1948 ketika Agresi Militer Belanda II terjadi, pendidikan inspektur polisi di Bukittinggi dihentikan dan ditutup.

Pada 19 Juli 1950, keenam calon inspektur polisi wanita kembali melakukan pelatihan namun kali ini di SPN Sukabumi. Selama pendidikan, keenam calon inspektur polisi wanita mendapat pelajaran mengenai ilmu-ilmu kemasyarakatan, pendidikan dan ilmu jiwa, sosiologi, psikologi. Mereka juga belajar untuk beda diri seperti latihan anggar, jiu jit su, judo, dan pendidikan militer lainnya.

Setelah berbagai melakukan pelatihan, keenam calon inspektur polisi wanita tersebut berhasil menyelesaikan pendidikannya pada 1 Mei 1951. Mereka mulai bertugas di Djawatan Kepolisian Negara dan Komisariat Polisi Jakarta Raya. Keenam srikandi polisi ini memiliki tugas khusus menyangkut kepolisian terkait dengan wanita, anak-anak, dan masalah-masalah sosial seperti mengusut, memberantas dan mencegah kejahatan yang dilakukan oleh atau terhadap wanita dan anak-anak.

Keenam polwan pertama ini juga membantu polisi umum dalam pengusutan dan pemeriksaan perkara terhadap terdakwa atau saksi khusus untuk memeriksa fisik kaum wanita yang tersangkut atau terdakwa dalam suatu perkara. Mereka juga terlibat dalam mengawasi dan memberantas pelacuran, perdagangan perempuan dan anak-anak.

Pada 29 November 1986, Kapolri saat itu Jenderal Polisi Drs. Mochammad Sanoesi mengesahkan lambang Polwan dengan menerbitkan Surat Keputusan No. Pol.: Skep/480/XI/1986. Lambang Polwan terdiri dari Bunga Matahari yang bermakna sifat wanita, tujuh helai dan empat helai bunga melambangkan pedoman hidup Polri Tribrata dan pedoman kerja Polri Catur Prasetya Polri, perisai dan obor melambangkan Polwan adalah anggota kepolisian Republik Indonesia, tiga bintang emas bermakna Tribrata sebagai pedoman hidup bagi tiap anggota Polri.

Di lambang Polwan juga terdapat 1948 yang melambangkan pertama kali adanya Polwan di kepolisian dan tulisan Esthi Bhakti Warapsari yang bermakna pengabdian putri-putri pilihan menuju kea rah tercapainya cita-cita luhur yaitu terciptanya masyarakat Tata Tentram Kerta Raharja kepada negara dan bangsa. ***

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles