Bali, Demokratis
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya memberikan dukungan terhadap penguatan bahasa dan budaya Indonesia melalui penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival.
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival. Menurutnya, acara diselenggarakan di tengah pandemi ini merupakan hasil dari karya para penggerak dalam kebudayaan.
“Saya mengucapkan apresiasi penggerak kebudayaan, karena ini bukan suatu hal yang mudah dan gampang. Menciptakan acara seperti ini di tengah pandemi dengan semua keterbatasan di dalam pulau yang menurut saya paling terpukul oleh dampak pandemi se-Indonesia,” kata Nadiem saat seremoni pembukaan Ubud Writers and Readers Festival di Taman Dedari, Ubud, Bali, Kamis (7/10/2021) malam.
Sebagaimana diketahui, tahun ini Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Direktorat Jenderal Kebudayaan mendukung penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival ke-18 pada 8-17 Oktober 2021 di Ubud, Bali. Tema yang diangkat adalah “Mulat Sarira”, atau dalam bahasa Indonesia berarti refleksi diri.
Nadiem mengatakan, Ubud Writers and Readers Festival adalah ruang yang merdeka bagi semua orang untuk saling berefleksi, bertukar ide, dan berbagi harapan. Festival ini menjadi kesempatan untuk melihat lebih dalam ke diri sendiri, melatih “Mulat Sarire” sebagai petunjuk menjalani hidup setelah pandemi.
Untuk itu, ia berharap festival ini dapat memperdalam pemahaman atas diri sendiri, orang lain, juga lingkungan dan alam sekitar. Nadiem juga menyebutkan, sebuah refleksi budaya akan membukakan mata dan jalan untuk maju ke panggung global dengan karya-karya anak bangsa yang menggugah dan bermakna.
Selanjutnya, Nadiem menuturkan, ada beberapa program prioritas di bidang kebahasaan dan kebudayaan yang digagas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek.
Dalam hal ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah menjalankan program residensi sastrawan ke wilayah 3T (terluar, terdepan dan tertinggal) sebelum masa pandemi, dan berbagai program lainnya. Sementara melalui Ditjen Kebudayaan memberikan apresiasi pelaku budaya kepada 59.000 pelaku budaya yang terdampak pandemi dan memprioritaskan vaksinasi bagi para pelaku budaya.
“Itu upaya kami memastikan para pelaku kebudayaan dapat terus terus mengekspresikan gagasan dan pemikiran melalui karya-karya terbaiknya,” ucapnya.
Nadiem juga mengatakan, pelaku kebudayaan berhak merasakan kemerdekaan dalam belajar dan berkarya. Pasalnya, Kemendikbudristek menyediakan program beasiswa Pendidikan Indonesia Khusus untuk pelaku budaya.
“Untuk pertama kali di Indonesia kami meluncurkan kanal-kanal TV yang 100% didedikasikan untuk budaya. Kami mengharapkan melalui kesempatan ini memunculkan ruang kolaboratif melalui platform yang lebih bermakna yang menghubungkan pelaku budaya dan masyarakat,” ucapnya.
Nadiem juga menyebutkan,dalam semangat gotong royong, Indonesia perlu membangun ekosistem sastra, seni, dan budaya yang lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, Ubud Writers and Readers Festival tahun ini akan menjadi titik awal untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
“Saya berharap negeri elok yang kaya budaya tutur atau lisan ini juga kaya dengan budaya tulisan yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan referensi indah bagi dunia tentang Indonesia,” ucapnya.
Menurut Nadiem, Indonesia perlu membangun ekosistem sastra dan seni budaya untuk mendukung Indonesia bisa tampil di panggung dunia. Apalagi pada masa pandemi ini untuk tetap berinovasi untuk tantangan maju ke depan.
“Sekarang masih kurang, kurang cerita-cerita Indonesia keluar ke panggung dunia, kurang kita tampil di panggung dunia. Ini sudah menjadi misi saya, sebelum menjadi menteri pun saya ingin Indonesia tampil di panggung dunia,” ucapnya.
Sementara itu, Ubud Writers and Readers Festival 2021 memberikan penghargaan kepada sastrawan Indonesia, almarhum Budi Darma, mendapatkan penghargaan sepanjang masa atau lifetime achievement.
Budi Darma merupakan salah satu penulis paling berpengaruh di Indonesia, yang telah menerima penghargaan tertinggi Indonesia untuk Darmatama Sastra Kemendikbud pada tahun 2020 dan Satya Lencana Kebudayaan pada tahun 2003. Banyak karyanya, seperti Olenka, Orang-Orang Bloomington, dan Kritikus Adinan, sangat dipuji oleh komunitas sastra sedunia. Selain di Indonesia, ia juga pernah menerima penghargaan di SEA WRITE Award dari Kerajaan Thailand dan Anugerah Sastra Asia Tenggara dari Kerajaan Brunei. (Robin)