Senin, November 25, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perpustakaan di Era Literasi Digital “Tantangan Bagi Pustakawan“

Para pegiat literasi terus bergelora untuk melangkah membangun gerakan minat baca di Tanah Air. Arus perubahan tidak bisa terelakkan dengan teknologi informasi secara cepat melanda semua organisasi termasuk perpustakaan. Sementara para pustakawan masih harus tetap menyelenggarakan dan menyediakan layanan informasi secara tradisional, di sisi lain tuntutan untuk mengikuti kemajuan teknologi informasi harus juga terpenuhi. Pustakawan harus mengembangkan keahliannya dalam bidang teknologi informasi. Mereka juga mempunyai peran baru agar supaya dapat mendukung layanan informasi yang berbasis teknologi. Teknologi telah berpengaruh besar terhadap kegiatan pustakawan. Para pustakawan yang bertugas menyeleksi bahan pustaka mesti berhubungan dengan penyediaan informasi secara digital tanpa harus memilikinya. Para pustakawan yang bekerja di bagian pemrosesan harus memproses bahan pustaka yang dapat diakses melalui komputer oleh pengguna. Petugas referensi sekalipun masih melayani pengguna seperti biasa, mereka juga mempunyai tugas tambahan yaitu melayani pengguna perpustakaan secara online (di luar perpustakaan).

Keberadaan perpustakaan sebagai gerbang ilmu pengetahuan di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi, tren era digital pada generasi muda tentu sangat penting keberadaannya menjadi referensi informasi sesuai kebutuhan apa yang diinginkan. Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, literasi digital secara umum dipandang masyarakat bukan hanya sekedar membaca dan mengolah kemampuan berpikir dalam memperoleh informasi dari hasil yang dibaca, literasi bukan hanya untuk melakukan dalam bentuk pehaman tapi membaca menemukan sebuah solusi.

Dari jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya dan didorong dengan digital serta era revolusi indutri 4.0 yang sedang banyak menjadi bahan perbincangan banyak media. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan Indonesia kedepan, bukan hanya urusan perkembangan informasi dan teknologi, literasi dan minat baca sangat memecahkan suatu masalah baru bisa seseorang akan mampu mendapatkan informasi yang baik jika tingkat literasi baca masih rendah.

Seharusnya semakin berkembangnya informasi teknologi, yang dinginkan semakin meningkatnya minat baca masyarakat Indonesia, jika memang sebuah buku terlalu sulit untuk digalakkan dan dibaca secara konvensional yang dijajarkan di rak perpustakaan dan malas untuk melangkah, di zaman yang digital ini sudah banyak yang meluncurkan e-book yang dapat diunduh melalui smartphone mereka dan memudahkan pemustaka dengan menggunakan teknologi.

Sebenarnya tantantangan terbesar literasi di era digital bukanlah tentang bagaimana menggalakkan untuk meningkatkan budaya minat baca kepada masyarakat luas, tetapi lebih bagaimana cara masyarakat terutama generasi muda untuk mampu mengolah literasi media di era digital seperti saat ini, yang mana smartphone keberadaannya tidak lepas dari kebutuhan, ibarat sebuah harta benda yang sangat berharga dan harus dijaga. Jika melihat hal tersebut tantangan utamanya adalah kemampuan pemustaka untuk dapat memahami informasi yang diterima dengan melakukan seleksi terhadap benar atau informasi tersebut dan tidak menerimanya secara mentah-mentah. Selain itu juga memudahkan memberikan komentar sebuah informasi dan memberikan keleluasaan seseorang mengemukakan pendapat, bahkan memudahkan  untuk saling berbagi informasi. Di sini lah peran literasi yang baik dan berkemampuan untuk menginformasikan yang diperlukan. Sebab literasi bukan hanya kempuan membaca tetapi juga kemampuan menganalisis sebuah informasi yang didapat, perkembangan teknologi informasi dalam hal ini sebuah keuntungan sebagai penikmat di era digital, akan tetapi diperlukan sebagai wadah untuk menjaring informasi tersebut jangan jadi tersesat, pada zaman milinial saat ini sebagai generasi muda harus mampu menjaring informasi literasi yang baik.

Literasi di era digital saat ini bukan hanya mengenai membaca buku, telah mengarah literasi media. Sehingga, literasi digital menjadi tantangan bagi generasi muda saat ini. Dimana kemampuan mereka dalam menyerap informasi dalam arti yang sebenarnya, dimana pada masa sekarang ini banyak bermunculan yang membutuhkan tidak hanya kecermatan dalam membaca, tetapi juga kecermatan meyerap informasi yang benar karena semakin pesatnya arus informasi belum tentu benar adannya atau yang sering disebut ”hoax”.

Gaya hidup seorang dimana semakin banyaknya bermunculan khususnya yang berkaitan dengan interaksi di dunia maya dapat menjadi sebuah aktifitas apabila dalam menjalankannya masyarakat terutama generasi muda dapat dimuat dengan adanya jangkauan yang luas, akan tetapi kemudahan akses tersebut dapat sebuah tantangan tersendiri apabila mereka salah memanfaatkannya dan akhirnya terjerumus ke dalam pusaran arus teknolog itersebut, jadi bukan kita yang menjalankan teknologi tetapi malah manusia yang menjadi teknologi. Oleh karena itu, semakin derasnya perkembangan teknologi era digital sudah seharusnya menjadi perhatian bersama untuk mampu menghadapi trasformasi yang begitu cepat di dunia dengan ketangguhan dan kemampuan untuk terus tumbuh dan mengembangkan diri dengan kemampuan literasi di media yang baik.

“Manusialah seharusnya menguasai teknologi, bukan teknologi yang menguasai manusia”.

Sikap Pustakawan

Misi perpustakaan pada umumnya masih tetap yaitu menyediakan layanan informasi yang terbaik bagi penggunanya, tetapi kemajuan teknologi telah menambah dimensi baru tentang tugas perpustakaan dan pustakawan belum siap menghadapinya. Sehingga pencapaian misi sulit untuk dilaksanakan. Kebanyakan perpustakaan belum siap menghadapi perubahan, anggaran masih terbatas bahkan prosentase dari keseluruhan anggaran dari lembaga induknya sangat kecil. Perputaran staf sangat lambat, penambahan tenaga baru juga sangat sulit.

Dalam konteks ini, para pimpinan perpustakaan mesti punya kiat baru bagaimana mengatasi persoalan itu. Pengembangan strategi harus dilakukan agar membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pengguna dan mendukung layanan informasi yang berbasis teknologi di masa mendatang.

Peran Baru Pustakawan

Karena layanan informasi berbasis teknologi telah banyak diimplementasikan oleh perpustakaan, maka pustakawan mempunyai peran baru. Perubahan itu sedang berlangsung, khususnya bagi perpustakaan yang telah mengimplementasikan perpustakaan digital. Kemajuan teknologi telah mendorong para pustakawan harus meningkatkan kemampuannya dalam bidang teknologi agar mereka dapat memenuhi tuntutan pengguna dan peran pustakawan akan semakin komplek.

Kegiatan perpustakaan seperti seleksi, pengadaan buku dan jurnal yang secara tradisional masih harus tetap dilakukan oleh para pustakawan yang bekerja di bagian pengadaan. Namun tugas tersebut sekarang harus bertambah dengan menyeleksi koleksi digital yang tersedia atau sumber–sumber yang tersedia secara elektronik baik yang gratis maupun yang harus berlangganan. Apabila kita mengadakan koleksi secara elektronik, misalnya jurnal elektronik, maka para pustakawan bagian seleksi harus memilih jurnal mana yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pustakawan bagian pemrosesan bahan pustaka juga harus mampu merubah peran mereka dari yang semula hanya memproses buku, sekarang mereka harus belajar tentang bagaimana cara memproses koleksi CD-ROM, koleksi audivisual dsb.

Kebutuhan pengguna tentang katalog tidak cukup hanya disediakan melalui OPAC saja, mereka berharap lebih dari apa yang biasanya dikerjakan oleh pustakawan. Mereka berharap tidak hanya melihat biografi data saja, mereka ingin dapat melihat sebuah informasi berupa abstrak bahkan sampai ke “full-text” nya.

Oleh karena itu gaya kepemimpinan tradisional harus kita tinggalkan diganti dengan gaya kepemimpinan yang lebih fleksibel dalam mengahadapi perubahan. Tugas utama pemimpin adalah dapat memotivasi staf agar bekerja lebih cerdas dan giat untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pengguna perpustakaan.

Para pemimpin harus mampu mengidentifikasi kebutuhan pengguna sekaligus harus mampu juga menempatkan staf sesuai dengan kemampuannya.

Penutup

Kemajuan teknologi informasi telah mempengaruhi peran pustakawan dalam menjalankan tugasnya. Ada pustakawan yang senang dengan adanya perubahan tersebut dan ada pustakawan yang enggan memasuki perubahan tersebut. Namun yang jelas, pustakawan senang atau tidak yang diuntungkan dengan kemajuan teknologi informasi adalah pengguna perpustakaan. Bagi pustakawan yang enggan mengikuti perkembangan teknologi informasi, mereka juga akan ketinggalan zaman dan mereka secara otomatis akan tersingkir. Bagi pustakawan yang tetap mengikuti kemajuan, mereka itulah yang menjadi harapan dan masa depan perpustakaan. Mereka akan dapat mengelola perpustakaan sesuai dengan tuntutan pengguna. Pimpinan perpustakaan harus tetap memberi motivasi kepada mereka baik yang senang maupun yang enggan. Karena merekalah modal utama perpustakaan dalam menghadapi era digitalisasi informasi.

Jakarta, 17 Juni 2020

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles