Rabu, Oktober 2, 2024

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional diperingati pada 20 Mei setiap tahunnya. Menurut sejarahnya, Hari Kebangkitan Nasional atau disingkat Harkitnas lahir seiring berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.

Presiden Soekarno menetapkan hari lahir Boedi Oetomo sebagai hari kebangkitan nasionalisme Indonesia.

Sebab di masa itu, banyak ancaman segregasi antargolongan dan ideologi di tengah upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari kolonial Hindia Belanda yang ingin merebut kembali kekuasaannya.

Semangat persatuan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang digaungkan Boedi Oetomo lantas menjadi lecut semangat para pribumi untuk membebaskan diri dari dominasi penjajah sekaligus mencegah perpecahan bangsa.

Boedi Oetomo sendiri merupakan adalah organisasi modern pertama di Indonesia sejarah pergerakan kemerdekaan. Organisasi prakemerdekaan ini aktif bergerak di berbagai bidang khususnya pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan tanpa melibatkan unsur politik.

Organisasi Boedi Oetomo dibentuk oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) pada 20 Mei 1908 di Jalan Abdulrahman Saleh No. 26, Jakarta, berdasarkan gagasan dr. Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa Indonesia.

Terlebih, kala itu kondisi kehidupan masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan sejak diberlakukannya politik etis oleh Belanda.

Tujuan didirikannya organisasi Boedi Oetomo antara lain untuk menyadarkan masyarakat Indonesia, melestarikan budaya dan berupaya meningkatkan taraf hidup lewat pendidikan. Budi Utomo kala itu masih fokus di Jawa dan Madura.

Seiring berjalannya waktu, anggota organisasi ini bertambah banyak dan meluas, tak lagi terbatas di Jawa dan Madura saja.

Cara dan metode yang diterapkan para pelajar STOVIA dalam membangkitkan semangat nasionalisme lantas mendapat tanggapan positif.

Perlahan konsep Boedi Oetomo kemudian banyak dicontoh dan memelopori lahirnya organisasi pergerakan serupa di berbagai daerah di Indonesia, seperti seperti Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, Muhammadiyah, dan lainnya.

Sementara usai kemerdekaan tepatnya pada 1948, kondisi politik Indonesia masih karut-marut. Kabinet parlementer jatuh bangun tanpa bisa menyelesaikan masa jabatannya hingga tuntas. Banyak tokoh nasional yang bermusuhan satu sama lain.

Selain itu, Belanda pun masih kerap melancarkan aktivitas militer lantaran belum mengakui kemerdekaan Indonesia.

Dalam kondisi demikian, Ki Hadjar Dewantara dan Radjiman Wediodiningrat mengusulkan tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Hal tersebut disetujui oleh Presiden RI Soekarno.

“Dalam keadaan Republik yang krusial itu, sebuah simbol baru persatuan sangat dibutuhkan,” ujar Sejarawan Taufik Abdullah dalam Jurnal Masyarakat Indonesia No. 2 Tahun 2008.

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional yang ditetapkan pada 20 Mei 1959 tersebut kini ditetapkan sebagai hari nasional bukan hari libur. Penetapan ini berdasarkan keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles