Rabu, November 6, 2024

Sejarah Lahirnya Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia

Hari ini 121 tahun yang lalu, tepatnya 6 Juni 1901, lahirlah sosok besar dan penting dalam sejarah Indonesia. Dia adalah bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang juga Presiden pertama RI, Ir. Soekarno atau yang dikenal sebagai Bung Karno.

Jika berbicara tentang sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, nama Soekarno seolah terus melekat. Kebesaran nama Bung Karno tak bisa lepas dari sejarah panjang perjuangan bangsa ini dalam merebut kemerdekaan.

Soekarno merupakan pahlawan yang sangat berjasa dalam perjuangan melawan penjajah. Ia bersama Hatta dan koleganya tak pernah letih untuk memikirkan kemajuan bangsa ini.

Bung Karno yang lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno lahir di Kota Pahlawan tepatnya di Jalan Peneleh Gang Pandean IV, Nomor 40, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur.

 

Biografi Singkat Soekarno

Ir. Soekarno biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Surabaya, Jawa Timur 6 Juni 1901. Ayah Soekarno bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo. Sementara ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai.

Ayah Soekarno adalah seorang guru. Raden Soekemi bertemu dengan Ida Ayu ketika dia mengajar di Sekolah Dasar Pribumi Singaraja, Bali. Soekarno tidak lama tinggal bersama kedua orang tuanya, sebelum akhirnya ikut kakeknya Raden Hardjokromo di Tulungagung.

Bung Karno menempuh pendidikan di Tulungagung. Hingga akhirnya ikut kedua orang tuanya ke Mojokerto. Di sana ia melanjutkan pendidikan ke Eerste Inlandse School. Lalu pada tahun 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) agar diterimam di Hoogere Burger School (HBS).

Tepat pada 1915, Soekarno melanjutkan pendidikan di HBS, Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, Soekarno bertemu dengan para tokoh dari Sarekat Islam yang kala itu dipimpin HOS Tjokroaminoto. Beliau ini yang memberi tumpangan Soekarno di Surabaya.

 

Nasionalisme Bung Karno

Saat menjadi mahasiswa, Bung Karno pernah menjadi asisten seorang profesor bernama Charles Prosper Wolff Schoemaker. Bung Karno kala itu didaulat menjadi draftman sejumlah proyek arsitektur. Rumah Red Tulip, adalah salah satu karya terbaik mereka berdua.

Dari sanalah kemudian muncul gagasan-gagasan Soekarno untuk membangun negara ini setelah menjadi Presiden Republik Indonesia. Ide tersebut lalu divisualisasikan oleh seorang arsitektur bernama Sudarsono. Tugu Monas atau Monumen Nasional adalah salah satu ide cemerlang Sang Proklamator.

Rasa nasionalisme Soekarno akhirnya muncul dan menggelora pada masa ini. Hingga Soekarno mulai aktif di organisasi pemuda Tri Koro Darmo. Organisasi ini dibentuk dari Budi Utomo. Nama organisasi ini kemudian diganti Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang diinspirasi dari Indonesische Studie Club (dipimpin oleh Dr Soetomo). Algemene Studie Club merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927.

Bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara Banceuy karena aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara inilah, Soekarno membuat pledoi yang fenomenal, Indonesia Menggugat.

Namun, semangat Soekarno tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru benar-benar bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles