Indramayu, Demokratis
Belakangan ini publik sering mendengar tentang stunting dan sering dibicarakan oleh ibu-ibu yang memiliki anak balita. Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Perlu diingat, bahwa stunting dan pendek adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Hematnya, stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting.
Intervensi yang dilakukan pemerintah kelompokan menjadi intervensi sensitif dan intervensi spesifik. Intervensi gizi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Sedangkan intervensi gizi sensitif dilakukan oleh sektor lain di luar kesehatan yang terkait dengan upaya penanggulangan stunting. Seperti yang dialami Aira Putri, 8 tahun, anak dari pasangan Kunadi dan Dunaeni warga Blok Maja III RT/ RW 07/02, Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Aira mendapatkan perhatian khusus dan serius melalui pejabat setempat. Komando Distrik Militer (Kodim) 0616 Indramayu, melalui Komandan Koramil (Danramil) 1607 Sliyeg, Kapten Chb Akhmad Rokhmat, S.H bersama petugas Posyandu Sliyeg meninjau kondisi yang menimpa Aira.
“Stunting yang terjadi pada tahap awal kehidupan atau usia dini dapat menyebabkan dampak merugikan bagi anak, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Khususnya jika gangguan pertumbuhan dimulai pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dihitung sejak konsepsi hingga usia dua tahun,” jelas Hj Lely Uliyah petugas Posyandu yang didampingi Sertu Rudianto Babinsa setempat, Kamis (14/7/2022).
Kegiatan peninjauan anak yang berstatus stunting di wilayah Koramil 1607 Sliyeg ini, setidaknya mendapatkan perhatian dan penanganan dari berbagai pihak. Adapun penanganan tersebut yaitu dengan edukasi dan interaksi kepada kedua orang tua Aira untuk pencegahan anaknya agar dapat lebih diprioritaskan pertumbuhannya.
“Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya,” jelas Kapten Chb Akhmad Rokhmat, S.H melalui keterangan tertulis yang diterima Demokratis. (RT)