Minggu, Juni 8, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Hewan Ternak yang Alami PMK Diminta Segera Lapor Petugas

Jakarta, Demokratis

Koordinator Tim Pakar dan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Prof. Wiku Adisasmito mengimbau kepada masyarakat, khususnya peternak, untuk dapat proaktif melaporkan kepada petugas, misalnya staf dinas peternakan atau desa, jika ada hewan ternaknya yang mengalami gejala klinis penyakit mulut dan kuku.

“Ini penting agar ternak yang diduga terinfeksi PMK segera diberi tindak lanjut dan pengobatan oleh medik veteriner. Saya mengingatkan penerapan biosecurity yang ketat dan tepat adalah salah satu upaya untuk memutuskan mata rantai penyebaran PMK di Indonesia,” ujar Wiku pada konferensi pers terkait “Perkembangan Penanganan PMK” secara daring, Selasa (26/7/2022).

Wiku menyebutkan virus PMK merupakan penyakit yang sangat menular pada hewan berkuku belah. Virus ini dapat menyebabkan hewan terjangkit gejala klinis yang cukup parah. Namun, penyakit tersebut dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat.

Oleh karena itu, Wiku menuturkan para peternak harus memperhatikan beberapa hal dalam mencegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku ini, di antaranya;

Pertama, disinfeksi area alat di peternakan perlu dilakukan secara berkala. Selain itu, aturan pembatasan juga harus diterapkan, agar tidak sembarang orang dapat memasuki area peternakan hewan yang rentan penyakit mulut dan kuku.

“Masyarakat dapat melakukan langkah disinfeksi kandang hewan ternak dan peralatan yang terkontaminasi menggunakan bahan-bahan yang mudah dan murah seperti asam sitrat dan borat,” ucap Wiku.

Kedua, perlu diperhatikan juga bahwa setiap orang yang ingin memasuki area peternakan tidak diperbolehkan untuk memakai pakaian atau atribut kandang yang sama, jika hendak mendatangi beberapa kandang lainnya.

Hal tersebut untuk mengurangi risiko terbawanya virus melalui orang-orang yang kemudian dapat menginfeksi hewan yang sehat.

Dikatakan Wiku, wabah penyakit mulut dan kuku sangat berdampak pada perekonomian, maka angka kematian hewan ternak setiap harinya bukanlah sekadar angka tanpa makna, khususnya bagi peternak.

“Banyak dari peternak kita yang penghasilannya bergantung pada hewan ternak atau produk hewan ternaknya. Bagi peternak merebaknya wabah PMK ini tentu secara langsung memberikan dampak yang kurang baik bagi mata pencaharian utama mereka,” papar Wiku.

Oleh karena itu, Wiku mengingatkan jangan sampai ada pihak-pihak yang sengaja mengambil keuntungan pribadi, dengan memanfaatkan ketidaktahuan para peternak akan wabah penyakit mulut dan kuku dan menakut-nakuti peternak, kemudian, membeli ternaknya dengan harga murah.

Selain itu, pihak-pihak tersebut sering kali juga tidak menerapkan tindakan pengamanan yang baik, seperti keluar masuk dari dan ke dalam kandang tanpa melihat kondisi hewan yang ada di dalam kandang.

“Sehingga mereka berisiko dapat membawa virus ke hewan ternak rentan PMK yang sehat. Oleh karena itu, masyarakat bersama-sama dengan pemerintah harus peduli akan wabah PMK ini, dan turut serta dalam mencegah penyebaran penyakit ini,” ucapnya.

“Kami mohon kepada Satgas Penanganan PMK di daerah, Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk selalu memperketat pengawasan dan penertiban pihak-pihak yang mengambil keuntungan pribadi dari situasi wabah PMK ini,” imbuhnya.

Selanjutnya, Wiku juga mengimbau kepada Satgas Penanganan PMK dan petugas terkait di lapangan untuk menerapkan tindakan pengamanan biosecurity yang ketat saat bertugas di area peternakan. (Albert S)

Related Articles

Latest Articles