Jakarta, Demokratis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berkomitmen dalam memberikan dukungan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang disebut sebagai 10 “Bali baru”. Salah satu KSPN yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 adalah Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
“Untuk kawasan pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul. Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Menteri Basuki.
Selain ditetapkan menjadi KSPN, Tanjung Kelayang yang berada di Kampung Laskar Pelangi juga ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2016. Sebagai bentuk dukungan pengembangan Kepulauan Bangka Belitung, Kementerian PUPR telah menyelesaikan sejumlah pembangunan infrastruktur, yakni sarana hunian pariwisata (Sarhunta), Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batu Mentas, Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Kampong Amau, dan Jembatan Gantung Beruas – Kelapa.
Pembangunan Sarhunta di KSPN Tanjung Kelayang bertujuan meningkatkan kualitas rumah warga sekitar kawasan pariwisata menjadi layak huni. Pada tahun 2021-2022 tercatat Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Perumahan telah menyelesaikan total 90 unit Sarhunta dengan anggaran Rp4,44 miliar.
Sarhunta atau homestay yang dibangun di Tanjung Kelayang ini memiliki fasilitas yang lengkap serta desain bangunan yang menonjolkan perpaduan unsur lokal. Terdapat ornamen payung yang disebut Payung Lilin Belitung sebagai ciri khasnya. Pembangunan Sarhunta ini sangat dibutuhkan bagi warga lokal guna mendukung perekonomian masyarakat setelah Belitung dengan menjadikan Sarhunta sebagai alternatif penginapan bagi wisatawan lokal dan mancanegara.
Selanjutnya Kementerian PUPR juga Pembangunan SPAM Batu Mentas di Kabupaten Belitung Kapasitas 50 liter/detik sebanyak 2 unit. Pembangunan SPAM tersebut bertujuan untuk mendukung Kawasan Tanjung Pandan. Konstruksinya dilaksanakan pada 2020 – 2021 dengan anggaran Rp75,4 miliar.
Kementerian PUPR pada 2021-2022 juga telah menyelesaikan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan Kampong Amau di Kabupaten Belitung dengan anggaran Rp8,65 miliar. Penataan kawasan kumuh bertujuan menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik, sekaligus mengangkat potensi sumber daya di wilayah setempat. Setelah dilakukan penataan, selain mengurangi kawasan kumuh, kini masyarakat juga memiliki ruang terbuka (public space) yang baru sebagai tempat berinteraksi warga serta sebagai tujuan wisata yang representatif bagi masyarakat sekitar.
Di bidang konektivitas, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan Jembatan Gantung Beruas – Kelapa di Kabupaten Bangka Barat sepanjang 84 meter. Konstruksinya dilaksanakan pada 2021 dengan anggaran Rp3,6 miliar. Pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memudahkan pergerakan dan memangkas waktu tempuh antar desa yang sebelumnya harus memutar jauh karena terpisah oleh kondisi geografis, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.
Terakhir di bidang Sumber Daya Air, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan pengaman Pantai Arung Dalam di Kabupaten Bangka Tengah sepanjang 1,95 km. Konstruksinya dilaksanakan pada tahun 2022 senilai Rp66,3 miliar dengan progres 11,51%. Selanjutnya juga tengah diselesaikan Rehabilitasi Daerah Irigasi (D.I.) Selingsing sepanjang 2 km di Kabupaten Belitung Timur. Konstruksinya dilaksanakan pada 2022 senilai Rp13,2 miliar dengan progres 61,02%. (Reimon)